Oleh: Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M. Si
Saat ini, Setiap detik yang kita dengar adalah berita atau informasi terkait Covid 19, berbagai perasaan bisa terjadi seperti; jenuh, bosan, khawatir, takut dan lain sebagainya. Ditambah lagi berita2 di media terkait dampak dari wabah ini, seperti hal nya Ekonomi. Banyak orang menjerit. Di satu sisi edaran pemerintah untuk work form home ataupum Stay at home. Sebagian orang yang memiliki banyak tabungan.
Mungkin bisa jadi tak masalah. Tapii.. bagi yang serabutan. Bisa jadi bukan hanya menjerit melainkan mereka menangis. Dari manakah utk menyambung hidup, karena pekerjaan tak ada, sumber lainpun tak punya. Apalagi skill lain dia tak miliki. Itulah beberapa fenomena sosial yg saat ini di hadapi bangsa Indonesia, bahkan dunia.
Yang tak kalah menariknya salah satu kabupaten tertinggi gugatan cerai dari seorang istri adalah kabupaten Bandung menurut humas PA Soreang adalah mayoritas karena faktor ekonomi.
Dua fenomena diatas, memiliki hubungan, yakni sama2 memiliki dampak dan pemicunya. Yakni ekonomi.
Dalam sebuah keluarga faktor ekonomi akan menjadi indikator kesejahteraan anggota keluarganya dan dapat menciptakan sebuah ketahanan keluarga.
Tapi gaes.. faktor ekonomi bukanlah satu2nya indikator dalam meraih sebuah ketahanan, namun faktor utama adalah kemampuan internalisasi agama itulah yang menjadi inti dalam sebuah ketahanan keluarga.
Bagi individu yang memiliki komitmen beragama yang tinggi, dalam menghadapi cobaan dan ujian apapun akan tetap dihadapi dengan segala keyakinan dan keimanan bahwa masalah apapun jika kita kembalikan kepada Sang Maha Kuasa Allah Swt. Niscaya Allah akan memberikan pertolongan dan kemudahan dalam setiap hal.
Fenomena covid 19 pun .. walau manusia belum memiliki obat utk menyembuhkan, tapi jika kita yakin bahwa setiap penyakit akan ada Obatnya. Bukannya Alqur’an dapat menjadi syifa?
Yuk mari kita semua senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai ikhtiar dan tawakkal Serta yakin setelah kesusahan akan datang kemudahan.
Jika itu semua dapat terwujud. Ketahanan dalam sebuah kehidupan akan dapat terwujud.
Waallahu A’lam Bissowab
Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M. Si
Guru Besar Psikologi Konseling/ Wakil Rektor IV UIN Bandung