Tantangan Agama-Agama Di Negara Ideologi Pancasila
Agama mempunyai kekuatan memprediksi masa depan. Agama mencakup prinsip-prinsip yang ketika diformulasikan secara deduktif dan indukutif maka dia mampu mencerap realitas, gejala, dan fenomena untuk membentuk postulat. Memang apa yang diprediksi agama tetap relatif seiring dengan realitas yang berubah-ubah secara cepat. Namun, agama mematri nilai sublime yang memastikan agama terus-menerus menyumbangkan ide perbaikan. Tak terkecuali ide, model, dan aktus kesejahteraan.
Diakui bahwa agama merupakan sistem nilai yang persentuhannya dengan nilai yang dirawat di masyarakat berusaha membentuk budaya luhur. Telah berlangsung pula suatu budaya luhur yang dilestarikan masyarakat membentuk suatu agama. Dalam hal ini dikenal istilah agama dari langit dan agama dari bumi. Baik agama dari langit maupun agama dari bumi, keduanya bertujuan mewujudkan budaya luhur. Pemeliharaan budaya luhur menjadi prasyarat berlangsungnya peradaban ideal.
Indonesia sebagai negara dengan ideologi Pancasila menjamin terpeliharanya budaya luhur. Ideologi Pancasila menjamin persatuan, keutuhan, dan kedamaian untuk tujuan kesejahteraan masyarakat seutuhnya. Bagaimana kesejahteraan bangsa Indonesia terwujud dengan bingkai budaya luhur yang berpondasi peradaban ideal menjadi pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Jawaban atas pertanyaan ini merupakan kontribusi untuk lanskap Indonesia yang sedang tinggal landas dari negara berkembang menjadi negara maju.
Budaya luhur dengan sistem nilai dari agama menghadapi tantangan untuk menawarkan model kedamaian. Model ini akan berisi tentang etika tindak-tanduk untuk mengatasi isu utama, seperti demografik, geopolitik, logistik, domestik, dan statistik. Model kedamaian berperan untuk memastikan kesejahteraan terwujud. Model ini akan mampu mengatasi berbagai ketegangan melalui instrument inti berupa kolaborasi. Kedamaian dengan instrument inti kolaborasi menjadi subjek vital di dunia persaingan global yang kerap menyisakan gesekan. Etis kolaborasi akan menjamin kemajuan negara untuk tujuan kesejahteraan. Dipastikan dapat terwujud kesejahteraan seutuhnya dengan kolaborasi secara etis sebagai model kedamaian yang dibingkai oleh budaya luhur dari nilai-nilai agama.
Secara etis, kolaborasi adalah titik-temu antar-subjek yang memastikan nilai-nila terpelihara untuk produktivitas, inovasi, dan pengembangan. Kolaborasi model kedamaian akan menegasikan ketegangan, gesekan, dan perbenturan. Titik-temu antar-subjek akan menjamin ketenangan geopolitik yang rentan berkecamuk akibat perebutan kekuasaan. Titik-temu ini akan menjamin pengelolaan bonus demografik secara adil dan produktif yang terhindar dari ide-ide pencaplokan. Titik-temu tersebut akan menjamin distribusi logistik menurut keseimbangan produksi, permintaan, dan lalu-lintas akses. Kolaborasi ini akan mengatasi ketimpangan statistik melalui partisipasi sampai ke pelosok. Etika budaya luhur ini akan memastikan jaminan kebahagiaan untuk domestik dari gempuran hiper infomasi yang berpotensi memporak-porandakan ruang-ruang privat yang sejatinya dipelihara secara ketat. Kolaborasi akan menjamin kesejahteraan bangsa Indonesia seutuhnya.
Ideologi Pancasila hendak melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara dan pemerintah Indonesia bertekad untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dalam percaturan global. Negara mencanangkan Indonesia maju pada Tahun 2045. Seluruhnya berperan untuk mewujudkan kesejahteraan Indonesia. Di negara ideologi Pancasila ini agama-agama dengan sistem nilai yang dimilikinya dalam wujud budaya luhur akan menjamin etika kolaborasi konstruktif menuju peradaban ideal yang dicita-citakan. Suatu ide untuk mengatasi kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Bandung, 07 September 2019
Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung