Kendaraan Dilarang Masuk Kampus

[www.uinsgd.ac.id] Pemandangan berbeda tampak terlihat di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung beberapa hari ini. Area kampus yang biasanya dipadati kendaraan pribadi, kini nampak lengang. Hanya terlihat satu atau dua mobil saja yang bisa masuk kampus. Sejumlah pihak berharap rektorat memberikan solusi dengan menyediakan lahan parkir di luar kampus, yang aman dan tidak jauh dari lokasi kampus, seperti dilansir BandungOKE.Com (29/8)

Situasi lengangnya kampus dari roda dua dan roda empat terjadi lantaran adanya instruksi rektor yang melarang kendaraan pribadi masuk ke area kampus. Larangan ini terkait dengan proses pembangunan sejumlah gedung perkuliahan di dalam kampus.

Penyebabnya, kata Nanang Mulyana, salah seorang keamanan kampus, karena adanya proses pembangunan kampus dan pelaksaan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik). ”Jadi sementara diparkir di seberang jalan dan di depan kampus,” ungkapnya Selasa (28/8).

Nanang pun menambahkan, jika kendaraan pribadi masuk akan mengganggu proses pembangunan dan akan merugikan mahasiswa. Hanya kendaraan berplat merah yang diperbolehkan masuk ke dalam area kampus. Instruksi ini berlaku mulai tanggal 27 Agustus 2012 sampai tuntasnya pembangunan.

Larangan itu termatub pada Intruksi Rektor Nomor: Un.05/II.4/KS.00/473/2012 yang menyatakan bahwa seluruh dosen, karyawan, mahasiswa dan sivitas akademik UIN SGD Bandung dilarang membawa kendaraan pribadi masuk ke area kampus selama proses pembangunan yang dimulai tertanggal 27 Agustus 2012 sampai pembangunan selesai.

Chandra, mahasiswa Humas semester 7, menyatakan ketidakpuasaannya karena keputusan yang tidak ada solusi yang jelas dari pihak kampus sendiri, untuk memberikan lahan yang lebih layak untuk parkir mahasiswa. “Saya khawatir, jika bermunculan parkir liar, yang nantinya merusak estetika kampus UIN dan munculnya kriminalitas atau pencurian pada kendaraan bermotor. Pasalnya, instruksi itu sangat lama diterapkannya sampai pembangunan UIN tuntas,” ungkapnya, Selasa (28) siang.

Ketua Keamanan UIN, Bima mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Ini kan kebijakan pimpinan, kami hanya menjalankan,” tandasnya.

Sejumlah pihak berharap ada solusi dari pihak rektorat dengan menyediakan tempat parkir di luar kampus yang refresentatif. Selain terjaga keamanannya, juga tidak jauh dari area kampus. [Rririn Purwaningsih, Yufi Vinditya Serlinda, Penny]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *