Kami Selalu Merindukan Prof Susan

[www.uinsgd.ac.id] Siapa bilang umat Islam menjadi ancaman bagi stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara? Karena dalam faktanya, Islam adalah agama cinta dan kasih sayang, bukan agama radikal dan kekerasan.

Demikian menurut Prof Jur Susan G Wintermuth, Ph.D, Guru besar Ilmu Hukum University of Hamburg Germany, saat menyampaikan kesan dan pesan mengakhiri kunjungannya di UIN SGD Bandung, belum lama ini. Ia hadir di UIN Bandung sejak 9 Maret – 13 April 2018, atas kerjasama antara Senior Experten Service (SES) Jerman dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI.

Prof Susan mengaku banyak mendapatkan pelajaran berharga tentang berbagai hal, termasuk tentang Islam selama berada di UIN SGD. Islam, kata dia, mengajarkan kelembutan dan kedamaian bagi umatnya. “Selama ini kesan negatif orang Barat terhadap Islam tidak terbukti. Dalam faktanya Islam itu agama yang menyejukkan,” katanya.

Selama kurang lebih sebulan, Prof Susan memberikan pencerahan kepada mahasiswa, dosen, maupun lembaga (fakultas Syariah dan Hukum). Ia membuka ruang untuk sivitas akademika berkonsultasi, berdiskusi, dan pelatihan menulis jurnal. Malah secara tutorial bersedia melayani orang perorang.

“Kegiatan Prof Susan memang sudah dijadwalkan, antara lain memberikan pelatihan penelitian ilmiah dan contract drafting untuk mahasiswa, dosen, dan struktur jurusan,” ujar Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Dr H Ah Fathonih, M.Ag didampingi tim scientific Dr Ayi Yunus Rusyana, M.Ag dan Ineu Fauzia, SH, M.Sc.

Agenda lainnya adalah menjadi narasumber kuliah umum serta Focus Group Discussion (FGD) tentang Curriculum Review. “Banyak pengetahuan yang bisa digali dari Prof Susan ini, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun kelembagaan,” ujar Dr Fathonih, seraya mengucapkan terima kasih kepada Prof Susan yang sudah berbagi pengetahuan dan pengalaman selama sebulan.

“Kami minta maaf bila ada perlakuan yang kurang berkenan atau pelayanan yang kurang baik. Dan, kami selalu merindukan bahkan menunggu kehadiran Prof Susan di momen yang lain,” pungkas Dr Fathonih.(Nanang Sungkawa)

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *