(UINSGD.AC.ID)-Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali menggelar kegiatan webinar yang dibantu oleh Korps Protokol Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (KPMJ Ilkom).
Kali ini bertemakan Komunikasi Keluarga Dalam Mendeteksi dan Mencegah Penyakit Jantung dengan pembicara yang terdiri dari dokter spesialis jantung untuk pemaparan materi dari perspektif kesehatan yang dipaparkan oleh dr. Dini Rostiati, SpJp serta pemerhati kesehatan keluarga untuk perspektif komunikasi keluarga yang materinya dipaparkan oleh Dr. Leili Kurnia Gustini, S. Sos., M. Si.
Kegiatan webinar ini dilaksanakan pada Selasa, (22/6/2021) secara virtual melalui Zoom Meetings mulai pukul 15:30 WIB – 17:30 WIB. Dihadiri oleh ketua jurusan Ilmu Komunikasi Dr. H. Darajat Wibawa, M. Si, ketua prodi ilmu Humas Dyah Rahmi Astuti, S. Sos., M. Si dan ilmu Jurnalistik Dr. Enjang Muhaemin, M. Ag., wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi yakni Dr. H. Enjang AS, M. Ag., M. Si dan dihadiri oleh sekitar 240 peserta dari 350 pendaftar. Para peserta tersebut mendapatkan e-certificate setelah mengisi link presensi di akhir kegiatan.
Menurut dr. Dini, salah satu pemicu penyakit jantung termasuk serangan jantung adalah mengonsumsi makanan yang kurang sehat secara berlebih seperti junk food. Lalu, menurutnya juga, kadar oksigen yang terlalu ditekan saat olahraga seperti bersepeda dengan track yang menanjak akan memicu terjadinya serangan jantung. Di akhir kegiatan, dr. Dini berpesan kepada seluruh peserta untuk semangat hidup sehat.
Lalu apabila dilihat dari perspektif komunikasi keluarga, Dr. Leili mengatakan bahwa komunikasi kesehatan keluarga merupakan salah satu cara treatment non-medis yang apabila tidak berhasil dilakukan, akan mengakibatkan angka kematian yang disebabkan oleh jantung coroner dari tahun ke tahun meningkat.
Selanjutnya, ia menuturkan bahwa menurunkan beban penyakit jantung di Indonesia bukan merupakan tugas salah satu pihak, namun peran semua lapisan masyarakat termasuk yang terpenting adalah keluarga pasien. Penting juga menurutnya untuk terus memberikan perhatian dan afeksi bagi anggota keluarga yang sedang sakit atau sedang memiliki penyakit. Di akhir kegiatan, ia berpesan kepada seluruh peserta untuk berkomunikasi dengan hati.