UINSGD.AC.ID (Humas) — Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI Faisal Ali Hasyim mendorong penguatan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk berperan aktif dalam peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).
Caranya dengan berpegang pada 6 kunci keberhasilan pembangunan tata kelola dalam mewujudkan Good University Governance: Pertama, Komitmen tujuan yang sama; Kedua, Bangun komunikasi yang sehat; Ketiga, Pelibatan semua anggota tim; Keempat, Standar Operasi Prosedur yang jelas; Kelima, Pengelolaan Risiko dan Pengendalian Intern; Keenam, Leadership yang baik dan kaya akan gagasan baru. .
Pernyataan itu disampaikan oleh Itjen Kemenag dalam Pembinaan Pegawai UIN Sunan Gunung Djati Bandung bertajuk Penguatan Integritas Ekosistem Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) yang berlangsung di gedung O. Djauharuddin AR, Rabu (6/11/2024).
“SPI harus mampu menjadi sistem peringatan dini lembaga. Di kampus, SPI harus mampu menjadi mata telinga Rektor dan menjadi perpanjangan tangan Inspektorat Jenderal yang mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi,” tegasnya.
Sesuai arahan Presiden yang disampaikan dalam pidato Sidang Kabinet Paripurna: Pertama, Pendidikan sangat mutlak, pendidikan bagi kita adalah prioritas yang sangat tinggi. Kita sudah mempunyai gambaran besar bagaimana kita segera akan menyentuh semua anak-anak kita. Kita akan gunakan teknologi untuk mempercepat, membawa pendidikan kepada anak-anak kita.
Kedua, Tidak ada orang di sini yang kebal, yang tidak patuh, tidak bekerja keras untuk bangsa dan negara dan rakyat. Saudara saya beri wewenang copot segera. Suruh tinggal di rumah saja daripada bikin susah kita.
Ketiga, Saya minta kegiatan-kegiatan yang terlalu seremonial, terlalu banyak seminar, terlalu banyak sarasehan, terlalu banyak konferensi, terlalu banyak perjalanan luar negeri, mohon dikurangi. Kita harus memberi contoh, fokus kita adalah pembangunan ekonomi kesejahteraan rakyat.
Keempat, Birokrasi yang ribet, lambat, bahkan mempersulit harus dihindari, mari kita lebih tidak ragu-ragu, untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada rakyat kita.
Arahan Menteri Agama yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan perdana bersama jajaran Kementerian Agama, “Saya minta betul Kementerian Agama, ini yang paling pertama harus solid. Tidak boleh ada kemunafikan, hipokrit di antara kita. Karena kalau kita di Kementerian Agama ini tidak bisa solid sampai seakar-akarnya, bagaimana mungkin bisa kita menciptakan pelayanan masyarakat yang solid sampai ke akar-akarnya.”
Mengingat tiga tantangan global dan dalam negeri yang dihadapi perguruan tinggi saat ini. Pertama, Perkembangan teknologi informasi, terutama Teknologi Informasi dan Komunikasi merubah metode dan jangkauan pembelajaran, munculnya artificial intelligence.
Kedua, Internasionalisasi dan globalisasi pendidikan tinggi, dengan meningkatnya kompetisi antar negara dan antar institusi. Mobilitas mahasiswa dan dosen lintas negara. Artinya butuh keterampilan baru, multi-bahasa, kemampuan komunikasi, negosiasi, pemahaman budaya dan aturan antar negara.
Ketiga, Kebutuhan kualifikasi tinggi untuk memasuki dunia kerja moderen, dengan meningkatnya kebutuhan akan pendidikan tinggi.
Irjen Faisal menegaskan “Untuk menjadi perguruan tinggi unggul, dibutuhkan SDM profesional, sarana prasarana memadai, diversifikasi sumber pendanaan, penerapan tata kelola yang baik, serta kepemimpinan yang visioner,” jelasnya.
Faisal berharap SPI harus mampu memberi keyakinan yang memadai terhadap pencapaian visi misi Rektor, menjadi garda terdepan dalam mendorong implementasi tata kelola yang baik, pengelolaan risiko, dan menjaga penerapan Sistem Pengendalian Internal secara memadai.
Dengan begitu SPI harus menjadi pusat keunggulan dalam pembangunan integritas di kampus dan terakhir SPI diharapkan menjadi mitra strategis terpercaya Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.
Untuk mewujudkan Good University Governance diperlukan transparansi, akuntabilitas, responsibility, independensi, fairness, penjaminan mutu dan relevansi, efektifitas dan efisiensi, serta nirlaba.
Saat bekerja Itjen Kemenag menyampaikan amanat Menag yang disampaikan saat Penyerahan Laporan Pengawasan Triwulan III:
Pertama, “Kita berharap akan ada perubahan yang nyata dalam pengawasan ini, serta ditemukannya solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi”
Kedua, “Langkah strategis yang dapat diambil antara lain pelaksanaan kegiatan keagamaan secara lebih intensif sebagai upaya menjaga integritas dan moralitas dalam menjalankan tugas sehari-hari”
Ketiga, “Pengawasan yang dilakukan Itjen harus mencakup seluruh jajaran, mulai dari pimpinan hingga staf di level bawah, dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab”
Itjen terus berbenah meningkatkan performa kinerja pengawasan, melalui serangkaian kebijakan Strategic Partners and Center of Excellent; Optimalisasi peran Itjen sebagai konsultan dan quality assurance yang dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peningkatan kinerja dan budaya; Menitik beratkan pengawasan internal Kementerian pada program prioritas nasional bidang agama, pendidikan, tata kelola dan berdasarkan prioritas Menteri Agama; Optimalisasi fungsi pengawasan internal oleh SPI PTKN dan Satker.
“Oleh karena itu, nilai yang harus disemai adalah 9 nilai integritas, 7 core values ASN dan 5 nilai-nilai dasar Kemenag. Semuanya agar setia, loyal, patuh, menjaga integritas, membangun komitmen dan kepedulian sesama ASN serta senantiasa berorientasi pada hasil yang bermanfaat bagi masyarakat,” bebernya.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Rosihon Anwar menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kehadiran Itjen Kemenag RI untuk terus berbenah membangun ekosistem perguruan tinggi yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
“Selamat datang kepada Bapak Itjen, Irwil III. Alhamdulillah di tengah kesibukannya, beliau berkesempatan datang ke kampus UIN Bandung yang jadi kebanggaan bersama. Saya laporkan selama kepemimpinan saya dalam satu tahun dua bulan. Alhamdulillah berkat arahan, bimbingan Pa Mentri, Pa Itjen dengan segala kekompakannya berhasil mencapai 17 penghargaan untuk UIN. Salah satunya menjadi penyusun laporan keuangan terbaik PTKIN dan untuk maturity naik dari 2,4 menjadi 3,1,” ujarnya.
Rektor menegaskan ini menjadi salah satu rangkaian dari program Itjen tentang penguatan kapabilitas SPI dalam mewujudkan good university governance. “Dalam penguatan SPI Alhamdulillah Itjen masih setia mendampingi kami, terima kasih atas kiriman 4 auditor untuk meningkatkan pelayanan publik, mutu pendidikan perguruan tinggi dan memberikan dampak yang lebih bermanfaat terhadap masyarakat,” tuturnya.
Menurutnya, upaya membangun sistem pendidikan dan tata kelola kelembagaan yang akuntabel, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan merupakan komitmen bersama di UIN Bandung.
“Keunggulan Pusat Halal UIN Bandung, satu-satunya di PTKIN yang memiliki lembaga halal terakreditasi Utama hanya ada di UIN Bandung dan satu-satunya Laboratorium Pengujian Halal yang telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang menerapkan standar ISO/IEC 17025:2017. IJHAR jadi Jurnal Halal pertama terindeks Scopus dan satu-satunya di dunia. Jadi banyak godaan dari luar. Untuk itu diperlukan bimbingan, arahan, penguatan dari Itjen dalam rangka mewujudkan Halalsphere University,” jelasnya.
Tentunya, perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan program dan infrastruktur yang mendukung ekosistem penguatan integritas dan pengawasan melekat serta melibatkan pihak-pihak banyak pihak. “Kita terus berupaya melakukan hal tersebut untuk menciptakan UIN Bandung sebagai lembaga yang kredibel dan berintegritas,” pungkasnya.
Pembinaan Pegawai UIN Sunan Gunung Djati Bandung diikuti para Wakil Rektor, Kepala Biro, Direktur dan Wakil Direktur I, II, dan III Pascasarjana; Para Dekan dan Wakil Dekan I, II, dan III; Kepala dan Sekretaris SPI; Para Ketua dan Sekretaris Lembaga; Para Kepala Pusat dan Sekretaris Pusat; Para Kepala Bagian dan Ketua Tim Kerja; Para Kepala Sub Bagian dan ASN di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.