Integrasi Agama Islam dengan Budaya Sunda

Penelitian ini berangkat dari fenomena hubungan agama dengan budaya lokal. Dimana hubungan agama dengan budaya lokal pada suatu masyarakat, mengalami bentuk hubungan yang beragam. Begitu pun hubungan agama Islam dengan budaya lokal mengalami bentuk hubungan yang beragam pula. Beragamnya bentuk  hubungan agama Islam dengan budaya lokal pada suatu masyarakat tergantung dari  penghayatan terhadap ajaran Islam itu sendiri. Bentuk  hubungan agama Islam dengan budaya lokal bisa ditemukan salah satunya  pada masyarakat  adat Cikondang. Bentuk hubungan yang terjadi antara Islam dengan budaya Sunda pada masyarakat adat Cikondang cenderung dalam bentuk integrasi dengan pola tertentu, sehingga fokus  penelitian ini adalah untuk mengungkap hubungan agama Islam dengan budaya Sunda dalam bentuk integrasi. Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat Cikondang memrepresentasikan  sebagian masyarakat Sunda yang seluruhnya beragama Islam. Hal ini tentu sejalan dengan beberapa pernyataan yang menyebutkan Islam itu Sunda dan Sunda itu Islam,    orang Sunda sudah Islam sebelum Islam.

Tujuan penelitian ini  untuk  mengidentifikasi dan menggali serta mengetahui integrasi Islam dengan budaya Sunda pada masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan antropologi dan  sosiologi.

Teori yang pakai  untuk menganalisis  integrasi Islam dengan budaya Sunda, pertama,  teori struktur fungsional, yang dikembangkan oleh Parsons, dan Merton. Parsons dalam kerangka struktur fungsionalnya menjelaskan bahwa masyarakat dapat dianggap sebagai suatu organisme yang hidup. Bagian-bagian dari organisme itu, khususnya mereka yang terdiri dari sistem-sistem yang terlembagakan dalam peran-peran tertentu disebut  sebagai struktur, bekerjasama secara erat satu dengan yang lain. Kedua, teori konstruksi sosial.Secara komprehensif Peter L. Berger, menyebutkan bahwa hubungan manusia dengan masyarakat dan kebudayaannya dapat dilihat sebagai proses dialektik yang terdiri dari  tiga momentum: eksternalisasi, internalisasi, dan objektivikasi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat Cikondang etnis Sunda yang  dikategorikan sebagai  masyarakat adat, dan seluruhnya beragama Islam. Proses integrasi terjadi, dikarenakan terjalin hubungan yang erat dan  fungsional antara semua unsur yang ada, serta melalui proses dialektik antara agama Islam dengan budaya Sunda dalam berbagai ritual keagamaan yang terdapat pada masyarakat adat Cikondang. Hasil integrasi agama Islam dengan budaya Sunda terungkap dalam konsep pandangan hidup, ritual wuku taun dan ritual keagamaan lainnya.  Adapun pola hubungan integrasi agama Islam dengan budaya Sunda pada masyarakat adat Cikondang adalah dalam bentuk integrasi sinkretik dan akulturatif, sehingga penelitian ini menguatkan teori sinkretiknya Clifford Geertz (1960), Andrew Beaty (1999) dan teori akulturatifnya Mark R Woodward (1989)

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *