(UINSGD.AC.ID)-Pada paruh pertama abad ke-20 karya-karya tafsir mulai bermunculan dan berkembang pesat di Nusantara. Hal ini merupakan fenomena baru, karena pada abad-abad sebelumnya, karya-karya tafsir Nusantara sangat jarang ditemukan.Ditambah kondisi Indonesia pada masa sebelum masa kemerdekaan berada dalam keadaan yang cukup sulit dan rumit.
Kitab tafsir yang ditulis oleh para mufasir Indonesia saat itu, berupaya membangkitkan semangat bangsa untuk lepas dari penderitaan walaupun hanya dengan pernyataan yang samar-samar.
Penelitian ini memfokuskan diri pada masalah perkembangan tafsir di Indonesia dari tahun 1900-1945, dilihat dari karakteristiknya yang meliputi aspek metode, sumber dan corak penafsiran, sebagaimana terlihat pada karya-karya tafsir yang lahir pada masa itu.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan atas empat karya tafsir dari tahun 1900-1945 sebagai sumber data primer yaitu; Tafsir Al-Qurān Karīm, Tafsir Al-Furqan, Tafsir Malja Al-Thalibin, dan Tamsiyah Al-Muslimin. Penelitian ini lebih bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan historis.
Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan data-data sebagai berikut: untuk metode penafsiran yang terdapat pada ketiga tafsir ini yaitu, tafsir Al-Qurān Karīm, tafsir Al-Furqan, dan tafsir Malja Al-Thalibinmenggunakan metode Ijmāli. Sedangkan untuk tafsir Tamsyiah Al-Muslimin ialah Tahlīli. Sumber penafsiran pada keempat tafsir tersebut masing-masing dari karya tersebut semua sumbernya ialah bil ra’yi.
Untuk corak tafsir yang terdapat pada kedua tafsir ini yaitu tafsir Al-Qurān Karīm, dan Tamsyiah Al-Muslimin adalah corak adab al-ijtim’i.Pada tafsir Al-Furqān adalah corak lughawi. Adapun pada tafsir Malja Al-Thalibin tidak ada corak yang dominan, adakalanya Sanusi menafsirkan ayat yang berhubungan dengan masalah fiqih, kalam, atau sufi,ini menunjukan bahwa sifat coraknya adalah umum.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pada keempat tafsir ini karena berada pada masa pra kemerdekaan, tentu saja di dalam penafsirannya ada sedikitnya ayat-ayat yang menyentuh mengenai motivasi pada semangat perjuangan seperti misal contoh yang ada pada ayat 85 surah Al-Baqarah dan ayat 71 surah Al-Taubah, yang membuktikan bahwa penulisan karya tafsir pada masa ini ada kaitannya dengan persoalan sosio-politik yang terjadi dan bahkan dapat menjurus kepada jawaban-jawaban dari masalah yang terjadi, yang merupakan suatu ciri khas dari karya-karya tafsir masa itu.
Untuk mengetahui hasil penelitian tentang Perkembangan Tafsir di Indonesia (Pra Kemerdekaan 1900-1945) oleh Rifa Roifa, Rosihon Anwar, Dadang Darmawan yang dimuat pada Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 1 (Juni 2017): 21-36 dapat diunduh pada lama ini