Ingin Raih Gelar Sarjana, Yuk Ikuti 5 Tips Menyusun Tugas Akhir Sejak Proposal hingga Tuntas Ujian

UINSGD.AC.ID (Humas) — Subjek penyusunan tugas akhir berupa skripsi atau artikel ilmiah sudah sering dikemukakan. Tulisan-tulisan terkait subjek ini sangat melimpah dan dapat ditelusuri di berbagai tempat.

Namun, tips penyusunan tugas akhir, baik skripsi maupun artikel ilmiah, agaknya masih perlu dikemukakan, khususnya dengan penekanan-penekanan tertentu. Di bawah ini adalah tips menyusun tugas akhir sejak proposal penelitian hingga tuntas memperoleh gelar sarjana.

1. Konsultasi Topik Penelitian

Penelitian akan dimulai dari topik. Yaitu, topik apa yang akan dibahas? Topik penelitian harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing untuk mendapat persetujuan. Topik penelitian pasti disetujui bila topik penelitian yang diajukan telah sesuai dengan roadmap dan topik-topik inti penelitian yang direncanakan oleh program studi.

Kenyataannya, topik penelitian yang diajukan tidak jarang kandas di tangan dosen pembimbing. Kenyataan ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, topik penelitian tidak termasuk lingkup bidang ilmu program studi dalam arti terlampau melebar ke wilayah luar bidang program studi. Kedua, topik penelitian terlampau lawas atau usang dalam arti sudah teralu banyak yang melakukan pembahasan topik tersebut. Ketiga, topik dalam bentuk struktur judul menyalahi atau menentang logika, sebab sebuah pernyataan judul haruslah logis.

Oleh karena itu, segera menghadap atau menghubungi dosen pembimbing akademik untuk melakukan konsultasi topik penelitian. Sehingga diperoleh topik penelitian yang tepat, lurus, ajeg, dan atau logis.

2. Penyusunan Proposal Penelitian

Jika topik penelitian telah mendapat arahan dan persetujuan dari dosen pembimbing, langkah selanjutnya adalah menyusun naskah proposal penelitian. Proposal yang benar adalah proposal yang susunannya sesuai dengan pedoman penulisan skripsi yang ditetapkan oleh pendidikan tinggi yang bersangkutan. Beberapa kasus penulisan proposal tampak belum sesuai dengan pedoman.

Tips dan trik menyusun proposal mulailah dari rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Jangan memulai dari latar belakang penelitian. Sebab, penulisan proposal tidak selalu harus dari permulaan.

Lalu, tahap berikutnya penulisan hasil penelitian terdahulu dan perbedaannya dengan penelitian sekarang. Di sini akan diketahui persamaan dan perbedaan antara hasil penelitian terdahulu dan penelitian sekarang. Hasil penelitian terdahulu cukup satu judul yang paling relevan di antara berbagai hasil penelitian terdahulu. Berikutnya merancang kerangka berpikir sebagai alur logis secara garis besar bejalannya penelitian yang merupakan hubungan-hubungan antar-konsep (yang diperoleh dari rujukan) terkait topik penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Termasuk pencantuman hipotesis bila merupakan penelitian kuantitatif.

Selanjutnya, tinjauan pustaka atau landasan teori yang dibedakan secara tegas dengan kerangka berpikir dan hasil penelitian terdahulu. Di bagian ini dicantumkan teori yang relevan yang akan digunakan nanti dalam membahas hasil penelitian. Lantas, pencantumkan metododologi penelitian. Terakhir, latar belakang penelitian.

Susunlah proposal penelitian menurut susunan di dalam pedoman penulisan skripsi termasuk sistematika penulisan penelitian. Mengapa penulisan latar belakang penelitian tidak didahulukan? Hal ini agar latar belakang penelitian tidak melebar tetapi focus dan to the point dalam mengantarkan pembaca pada permasalahan utama penelitian. Selain tidak melebar, juga agar latar belakang penelitian tidak bercampur dengan kerangka berpikir dan landasan teori.

Sejauh ini, tips penyusunan proposal dikembangkan oleh Writing Center yang biasa disebut Kelas Menulis. Dalam hal ini Kelas Menulis mengembangkan tahapan-tahapan penulisan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penulisan hasil penelitian.

Berberapa hal hendaknya diperhatikan dalam penyusunan proposal. Pertama, perhatikan kerapian seperti margin, typo, huruf kapital dan huruf kecil, titik koma, dan lain-lain. Intinya hindari kesalahan-kesalahan teknis penulisan. Kedua, gunakan aplikasi manajemen pengutipan, seperti Mendeley, dengan memperhatikan ketentuan pengutipan, akurasi, dan validitas sumber rujukan. Ketiga, hindari kalimat-kalimat secara berulang di bagian latar belakang penelitian, kerangka berpikir, dan landasan teori. Kalimat-kalimat berulang ini nyaris sering kali dijumpai di dalam proposal penelitian.

3. Seminar Proposal Penelitian

Setelah penyusunan proposal tuntas, maka konsultasikan kembali kepada dosen pembimbing. Bahkan, konsultasi ini hendaknya dilakukan secara intensif selama proses penulisan proposal melalui mekanisme pembimbingan. Mahasiswa diperbolehkan mendaftar seminar proposal bila dosen pembimbing akademik telah menyetujui naskah proposal penelitian. Sebagai syarat pendaftaran seminar proposal, pengusul wajib melakukan cek plagiasi di laboratorium fakultas dengan ketentuan maksimal similarity 15%. Apabila melebihi similarity 15%, maka penulis mesti melakukan paraphrase. Teknik paraphare untuk menurunkan angka similarity dapat latihan di Kelas Menulis.

Proposal akan ditelaah oleh dua orang pembahas yang ditentukan oleh program studi pada seminar proposal. Pembahas memiliki otoritas menentukan kelanjutan proposal. Pertama, proposal diterima dalam arti dilanjutkan pada proses penerbitan surat keputusan topik penelitian. Kedua, proposal diterima dengan keharusan melakukan revisi, baik revisi major (besar) maupun revisi minor (kecil). Ketiga, proposal penelitian tidak diterima dalam arti ditolak. Proposal ditolak biasanya disebabkan penulis kurang melakukan pembimbingan secara intensif dengan dosen pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian.

Penting dicatat bahwa perjalanan sampai tersusun proposal penelitian berarti penulis telah melaksankan setengah jalan penelitian. Perlu dicatat pula bahwa proposal penelitian apa adanya adalah pendahuluan artikel ilmiah. Sebaliknya, pendahuluan artikel ilmiah apa adanya adalah proposal penelitian. Menurut para penulis artikel jurnal, hal tersulit dalam penulisan artikel imiah adalah di bagian pendahuluan. Dengan demikian, perjalanan sampai proposal berarti pula setengah jalan penulisan artikel ilmiah. Tugas akhir bisa berupa skripsi atau artikel ilmiah dimana keduanya merupakan pilihan. Akan tetapi, pilihan skripsi atau pilihan artikel ilmiah tetap keduanya mesti diawali dengan penyusunan proposal penelitian.

4. Pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir

Penelitian tugas akhir dilaksanakan setelah pengusul mendapat surat keputusan topik penelitian. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan proposal penelitian yang telah diputuskan melalui pembimbingan dua orang dosen pembimbing yang dicantumkan dalam surat keputusan topik penelitian. Mahasiswa dapat memilih apakah tugas akhir berupa skripsi atau artikel ilmiah dengan cara komunikasi, konsultasi, dan bimbingan bersama dosen pembimbing.

Jika memilih tugas akhir dalam bentuk artikel ilmiah, maka penulis harus membuat logbook penelitian yang merupakan rekam proses penelitian, seperti pengambilan data, pengolahan data, dan analisis data. Bagaimana membuat laporan tugas akhir dalam bentuk artikel ilmiah silakan berkonsultasi dengan Kelas Menulis.

Pelaksanaan penelitian diarahkan untuk memperoleh dua hal, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian adalah hasil bersih berdasarkan pengolahan data menurut metode penelitian yang diterapkan di bagian metodologi penelitian. Pembahasan adalah analisis terhadap hasil penelitian dengan menggunakan landasan teori (tinjauan pustaka) yang telah dijanjikan di bagian pendahuluan untuk menghasilkan temuan penelitian. Termasuk melakukan diskusi dengan hasil penelitian terdahulu untuk menunjukkan kebaruan temuan penelitian sekarang. Setelah diperoleh temuan penelitian, maka perlu dikemukakan pula implikasi-implikasinya, baik bagi lingkup ilmu bidang studi maupun bagi keilmuan lain. Terakhir, berdasarkan pembahasan tersebut kemudian ditarik kesimpulan penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah penelitian.

5. Pelaksanaan Ujian Tugas Akhir

Syarat pendaftaran ujian tugas akhir yang lazim disebut munaqasyah adalah persetujuan serta nilai dari dua orang dosen pembimbing tugas akhir. Juga penulis mesti menyertakan hasil cek plagiasi dari laboratorium fakultas yakni skripsi maksimal similarity 25% dan artikel ilmiah maksimal similarity 15%.

Jika tugas akhir berupa artikel ilmiah, maka pengusul mesti menyertakan letter of acceptance (LoA) dari editor jurnal ilmiah sebagai bukti bahwa artikel diterima dan akan diterbitkan di jurnal ilmiah tersebut. Jurnal ilmiah sebagai tugas akhir non-skripsi harus diterima di jurnal terakreditasi nasional minimal Sinta (Science and Technology Index) peringkat 4 atau disingkat Sinta 4. Bagaimana mekanisme memperoleh LoA hal ini dapat berkonsultasi berasma Kelas Menulis.

Secara umum, ujian tugas akhir meliputi dua hal, yaitu substansi isi dan metodologi. Substansi isi menyangkut rumusan masalah, kerangka berpikir, landasan teori, hasil penelitian (berdasarkan metode penelitian), pembahasan, dan simpulan. Metodologi penelitian menyangkut pendekatan dan metode, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, rumus hipotesis bila penelitian pendekatan kuantitatif, dan teknik analisis data serta tempat dan waktu penelitian bila penelitian lapangan atau studi kasus. Termasuk di dalam ujian metodologi penelitian adalah kepatuhan peneliti dalam menggunakan metode penelitian dalam memperoleh hasil penelitian.

Sayangnya terkadang ada peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus, atau setidaknya terdapat perintah revisi besar. Hal ini terjadi lagi-lagi disebabkan oleh kurang intensifnya penulis melakukan pembimbingan dengan dosen pembimbing tugas akhir. Jika upaya melakukan bimbingan dilakukan secara intensif, maka tidak pernah ada cerita tidak lulus ujian tugas akhir. Tidak intensifnya bimbingan biasanya disebabkan terburu-buru karena dikejar deadline, padahal sebuah karya monumental halnya tugas akhir biasanya kurang maksimal bila dikerjakan secara terburu-buru. Sehingga mahasiswa penulis tugas akhir hendaknya melakukan manajemen waktu secara baik.

Jika terdapat perubahan judul dalam perjalanan pelaksanaan penelitian, maka bukan hal yang dipersoalakan. Asal judul skripsi atau artikel ilmiah tersebut tidak lepas dari topik berdasarkan surat keputusan topik penelitian serta harus menyertakan keterangan perubahan judul dalam naskah skripsi atau artikel ilmiah yang bersangkutan.

Penyelesaian Administrasi Akademik
Selain lima hal di atas, penyelesaian administrasi akademik kadang terlupakan atau tertunda-tunda. Oleh karena itu, bila skripsi terdapat perintah revisi, maka segera lakukan revisi. Demikian halnya bila yang memilih tugas akhir dalam bentuk artikel ilmiah terdapat revisi, maka segera lakukan revisi melalui upload ulang naskah hasil revisi ke jurnal ilmiah. Penyelesaian segala bentuk administrasi akademik dimaksudkan sebagai persyaratan mengikuti wisuda dan pengambilan ijazah. Demikian, semoga tips ini bermanfaat serta seluruh teman-teman mahasiwa sukses meraih gelar sarjana.

Wahyudin Darmalaksana, Founder Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *