(UINSGD.AC.ID)-Beberapa minggu yang lalu Lembaga Penjaminan Mutu UIN Bandung melakukan survei indeks resistensi penerimaan berita bohong (fake news). Alat survei yang digunakan adalah aplikasi yang diracik asli oleh tim UIN Bandung bekerja sama dengan sejumlah konsultan eksternal. Akurasi aplikasi dapat dipertanggungjawabkan karena telah dilakukan sejumlah pengujian, baik dari sistem codingnya maupun sistem penentuan instrumennya.
Kami membuat kriteria indeks ketat dengan angka 80, 70, dan 60. Indeks 80 ke atas kami gunakan untuk kriteria aman dari resistensi hoak. Jawaban-jawaban responden menggambarkan realitas sebenarnya, jawaban in line degan keyakinan dan sikapnya.
Indeks di bawah 80 sampai 70 kami anggap rawan/resisten. Diperkirakan, apabila responden menjawab “tidak setuju” atau “setuju” pada pertanyaan di angket survei, mereka memiliki realitas sebaliknya dalam pandangan dan keyakinan. Untuk kriteria ini perlu treatment melalui literasi hoaks yang sistematis dan terukur.
Indeks di bawah 70 kami anggap kondisi yang sangat berbahaya. Jawaban para responden yang dikhwatirkan oleh survei merupakan realitas yang sebenarnya. Untuk kriteria ini perlu penanggulangan serius, sebab responden dapat menjadi agen penyebaran berita palsu.
Hasil survei LPM menunjukkan indeks hoaks kita berada di angka 79,6. Data survei ini sudah stabil, tidak mengalami perubahan lagi sekalipun responden terus bertambah. Ketersebaran responden sudah merata. Angka ini dapat dipakai menginterpretasi kriteria yang kami buat di atas.
Donald Trump Ditangkap?
Gambar palsu yang dibuat oleh alat kecerdasan buatan (AI), yang menggambarkan Donald Trump, muncul viral di media sosial beberapa hari yang lalu. Dari gambar palsu tersebut banyak yang percaya bahwa mantan presiden Amerika tersebut telah ditangkap atas suatu kejahatan. Jagat media sosial Indonesia penuh oleh seliweran berita palsu tersebut.
Berseliweran berita palsu ini di berbagai grup media sosial, sepertinya, mengonfirmasi hasil survei, bahwa indeks resistensi penerimaan hoaks kita berada dalam kriteria yang sangat rawan sebagaimana dalam hasil survei di atas.
Mari amalkan ajaran komunikasi Al-Quran, yaitu tabayyun (konfirmasi) atas sejumlah berita apapun agar terhindar dari berita palsu.
Wilujeung puasa.