HMJ PMI Menggelar Bedah Buku “Islamic Green Living”

[uinsgd.ac.id] Himpunan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (HMJ PMI) menggelar bedah buku berjudul “Islamic Green Living” di Aula UIN SGD, Selasa (12/12). Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 mahasiwa dan berdurasi kurang lebih lima jam. Turut hadir M. Ziaulhaq, S. Th. I penulis buku “Islamic Green Living”, Ferry Radiansyah, ST tim Adipura Tingkat Nasional, dan Dr. H. Agus Ahmad Safei dosen UIN SGD  yang didaulaut sebagai pembicara. Didampingi Prof. Dr. H. Asep Muhidin Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai keynote speaker dan Angga Permana, M.Ag alumni UIN SGD sebagai moderator.Acara ini mewacanakan seputar buku “Islamic Green Living” yang bertajuk  “Gaya Hidup Islami untuk Mengatasi Pemanasan Global”. Didin Abidin mahasiswa PMI semester lima yang juga merupakan ketua pelaksana acara berpendapat bahwa terdapat tiga elemen dasar dalam pembangunan, yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Ekonomi, dan Sumber Daya Lingkungan yang kemudian disebut Tripikor. “Hal yang lebih ditekankan dalam bedah buku ini adalah mengenai Sumber Daya Lingkungan dan peran agama terhadap lingkungan. Karena kita kurang peka terhadap lingkungan,” tuturnya. Ia juga berkata bahwa diangkatnya buku ini sebagai bahan diskusi bermula pada isu Global Warming.“Agama harus berperan terhadap krisis ekologi saat ini,” begitulah yang dikatakan penulis buku yang mempunyai moto “Hidup selalu bertahap dan indah pada waktunya,” Statement yang cukup menarik juga dikemukakan oleh Dr. H. Agus Ahmad Safei disela-sela pembicaraannya. Ia berpendapat bahwa negara Indonesia tidak dibangun berdasarkan hukum, tapi berdasarkan cinta dan relationship.Tidak hanya sebatas membahas mengenai buku “Islamic Green Living,” acara ini dimeriahkan oleh penampilan dari Kelopok Penyanyi Jalanan (KPJ). Salah satu grup penyanyi jalanan yang biasa mengais rezeki di shelter TMB cibiru.Respon positif juga dilontarkan oleh Wiwin Windratama, mahasiswa Jurusan PMI semester lima. Menurutnya, acara ini sangat penting bila kita melihat realita terhadap lingkungan yang sekarang terjadi. “Orang yang mengaku beragama harus mengaplikasikan ajaran agamanya terhadap lingkungan”, ucapnya.[] Salman-Magang/SUAKA

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *