Hikmah Shaum dan Ciri Seseorang Dekat dengan Maksiat

Ujian hawa nafsu di Bulan Suci Ramadhan selalu saja ada. Pengendalian hawa nafsu ini harus dibarengi dengan doa kepada Allah, agar terhindar dari nafsu yang justru akan membawa pada jalan kesesatan.

Ceramah Tarawih edisi ke-12 ini, menampilkan tausiah yang disampaikan Dekan Fakultas Dakwah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Ahmad Sarbini M, Ag.

Dalam tausiahnya, banyak dijelaskan tentang manusia yang lebih menuhankan hawa nafsunya untuk kesenangan dunia. Berikuti ulasannya. Link YouTube bisa diakses di bawah artikel ini.

Hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadhan, satu di antaranya adalah mendidik dan melatih agar memiliki kemampuan di dalam menahan dan mengendalikan hawa nafsu.

Kenapa hawa nafsu ini perlu dikendalikan. Di antara alasan-alasannya, karena nafsu yang tidak terkendali, secara mudah menjerumuskan seseorang kepada perbuatan-perbuatan yang buruk. Dekat kepada perbuatan tercela, dosa, maksiat, perbuatan yang keji, dan mungkar.

Ketika seseorang tidak memiliki kemampuan menahan dan mengendalikan hawa nafsu, perbuatan-perbuatan buruk akan berubah menjadi Tuhan bagi dirinya sendiri.

Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah di dalam Alquran. Apakah kamu tidak melihat bagaimana seseorang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya. Dia tersesat dalam keadaan sadar. Naudzubillah Min dzalik.

Saat hawa nafsu yang tidak terkendali, di akhirat kelak bagi pemiliknya hanya akan mengantarkan kepada jurang api neraka.

Namun, jika seseorang selalu mampu menahan dan mengendalikan keinginan hawa nafsunya, maka kata Allah, kelak adalah di surga tempatnya.

Satu di antaran jalan untuk mengendalikan nafsu adalah dengan berpuasa. Menahan makan dan minum ternyata sangat efektif untuk mengendalikan hawa nafsu.

Perbuatan-perbuatan dosa, perilaku-perilaku maksiat akan jauh dari orang-orang yang terbiasa mengosongkan perutnya dengan cara melakukan puasa.

Memohon Ketabahan

Sebelumnya, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Fauzan Ali Rasyid, M.S menyambut baik kerja sama Pikiran-Rakyat.com dalam program Ceramah Tarawih (Cetar) Ramadhan 1441 H.

Selain Fakultas Syariah dan Hukum, Pikiran-Rakyat.com juga menggandeng Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unversitas Islam Negeri (UIN) Bandung serta Daarul Qur’an.

Kerja sama tersebut menyajikan ceramah offline yang disampaikan ustad dan kiai dari tiga lembaga agama Islam di Jawa Barat tersebut.

Fauzan Ali Rasyid mengatakan, Cetar Ramadhan 1441 H ini menjadi solusi masyarakat dalam mendapatkan ilmu dan tausiah selama Pandemi COVID-19.

Fauzan Ali Rasyid mengajak masyarakat manfaatkan Cetar Ramadhan 1441 H dalam mengisi kegiatan keagamaan melalui akun YouTube Pikiran-Rakyat.com.

Kondisi saat ini lanjutnya, tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak mendekatkan diri pada Allah.

“Mudah-mudahan umat Islam seluruh dunia beserta di Indonesia diberikan ketabahan, kesabaran, dan diberikan rasa optimisme bahwa ini cobaan ini cara Allah menunjukkan akan memberikan nikmat yang lebih besar,” jelasnya.*

VIDEO EDISI 12 Program Cetar Ramadhan 1441 H (KLIK LINK)

Sumber, Pikiran Rakyat 4 Mei 2020, 19:30 WIB

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *