Hafal Al-Qur’an 30 Juz, Sarjana UIN Bandung Ini Banjir Apresiasi

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini tidak menyangka ketika namanya dipanggil pada prosesi wisuda yang digelar, Ahad (19/1) pekan lalu. Ia disebut sebagai mahasiswa berprestasi dengan kategori hafal al-Qur’an 30 juz. Mahasiswa berprestasi kategori ini disebut setelah kategori akademik.

“Saya tidak menyangka sama sekali ketika nama saya disebutkan. Karena ada satu teman sekelas saya yang juga sama hafal Qur’an 30 juz,” ujar Muhammad Rif’at Albanna kepada NU Online, Kamis (23/1).

Mungkin hal ini, lanjut dia, dikarenakan prestasi yang pernah ia raih dalam beberapa perlombaan hingga ke mancanegara sebagai salah satu perwakilan UIN Bandung. Sebenarnya, pihak kampus sudah pernah mengapresiasi prestasinya itu ketika dirinya masih duduk di semester 4. “Jika saya melanjutkan studi di UIN Bandung mulai S1 hingga S2, maka saya akan mendapatkan beasiswa penuh dari kampus,” ungkap Rif’at. “Sedangkan dari pihak fakultas sendiri meminta saya untuk memotivasi para mahasiswa yang sedang menghafal Al-Qur’an terkhusus di jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,” tambahnya.

Menurut Rif’at, menjadi mahasiswa sekaligus penghafal Qur’an tidak ada hambatan yang berarti. Ia mengaku senang karena di jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dirinya bisa mengajak teman-temannya berkolaborasi untuk saling menyimak hafalan Al-Qur’an setiap harinya.

Di samping itu, ia juga aktif di organisasi intra kampus, yakni Unit Pengembangan Tilawatil Qur’an (UPTQ), sebagai tempat berkumpulnya para mahasiswa pencinta Al-Qur’an. Dengan berbagai kesibukannya baik sebagai mahasiswa, pengajar, dan aktivis organisasi tersebut, ia memiliki cara unik dalam menjaga hafalan. “Karena jarak perjalanan rumah saya ke kampus sekitar satu jam, saya gunakan waktu di motor untuk muraja’ah. Jadi, selama perjalanan pergi-pulang ngampus saya sudah muraja’ah dua juz.

Walhasil, dalam sebulan saya sudah menghatamkan hafalan saya,” terangnya. Prestasi terbesar yang pernah Rif’at raih antara lain juara ke-2 kategori 10 juz di Saudi Arabia pada 2016, dan juara harapan ke-3 di Istanbul Turki pada 2019.

Motivasi terbesar dalam menghafal itu tumbuh dalam dirinya sendiri. Terbukti ia mampu menghafal Qur’an dalam waktu 10 bulan. Setelah wisuda, ketika kelas XII ia langsung diangkat menjadi dewan pengajar di pondok.

Mahasiswa kelahiran Bandung pada 1997 ini merupakan putra kesayangan pasangan KH Asep Mustofa Kamal dan Ibu Nyai Siti Mahduroh. Ia tinggal di Pesantren Ulumul Qur’an al-Mustofa Desa Citali, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. “Bagi saya, siapapun itu khususnya para mahasiswa yang sedang menghafal Al-Qur’an saya berpesan agar istiqamah. Jika mau menghafal, maka lakukan sesuai kemampuan kita dan jangan dipaksakan,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan, lima lulusan terpilih sebagai wisudawan terbaik, yakni Farida Hayu Pramethi (Jurusan Psikologi, IPK 3,77); Iwan Rusmawan (Program Magister PAI, IPK 3,88); M Nurpahmi Himayat (Program Magister, IPK 3, 93); Zulbaidah (Program Doktor Hukum Islam, IPK 3, 83); dan Diana Parid (Program Doktor Hukum Islam, IPK 3, 83).

Sementara Mohammad Rif’at Albanna menjadi satu-satunya wisudawan yang hafal Al-Qur’an 30 juz. Rif’at berasal dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin.

Sumber, NU Online Kamis 23 Januari 2020 17:45 WIB

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter