(UINSGD.AC.ID)-Galeri Investasi Syariah (GIS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN SGD Bandung menyelenggarakan acara literasi keuangan perdana berkolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Bursa Efek Indonesia, dan Kemenkeu secara virtual melalui zoom meeting, Selasa (19/10/2021).
Webinar yang diikuti oleh 600 peserta ini bertajuk “Produk dan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia : ETF Syariah Dan Sukuk Negara”.
Dengan menghadirkan tiga pakar pasar modal syariah yaitu Al Ghifary Hasnul Analis Pengembangan produk Syariah Bursa Efek Indonesia, Nana Riana Direktorat Pembiayaan Syariah Kementrian Keuangan,dan Dosen Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Setia Mulyawan.
Dekan Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dudang Gojali, membuka acara secara dan menyampaikan sambutannya dalam acara tersebut. Dekan FEBI mengungkapkan tujuan dari kegiatan webinar tersebut adalah menumbuhkan kesadaran kesadaran akan pentingnya mengetahui potensi dari umat serta bangsa Indonesia perihal ekonomi Islam.
“Mahasiswa FEBI (UIN) Bandung akan menggerakan dan memicu semua potensi masyarakat muslim dan ekonomi Indonesia yang dasyat di gerakan bersama-sama. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada KNEKS yang telah bekerjasama dalam rangka mengurai persoalan-persoalan keumatan dan kebangsaan,” ungkap Dudang.
Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS, Taufik Hidayat menuturkan bahwa sosialisasi webinar seperti ini merupakan langkah tepat bagi edukasi pasar modal Syariah.
“Ini kesempatan yang sangat bagus sekali. Dalam rangka untuk melakukan webinar dan juga sosialisasi mengenai pasar modal syariah dimana pasar modal merupakan sarana investasi yang dapat di optimalkan bagi masyarakat secara luas tidak hanya investor dengan modal yang besar atau investor institusi tetapi juga para investor ritel termasuk para mahasiswa segera bisa memulai menjadi investor,” jelasnya.
Pemaparan webinar ini diawali oleh Al Ghifary Hasnul yang menerangkan tentang ETF Syariah dan pergeseran trend investasi. “Sejak 2011 di dunia itu terjadi peningkatan trend investasi pasif. Rata-rata investor memindahkan asetnya yang dikelola secara aktif menjadi pasif,” ungkapnya
Menurut Hasnul tren investasi pasif menjadi populer karena investasi secara aktif susah mengalahkan hasil dari investasi secara pasif dalam pasar jangka Panjang. Karena peluang yang lebih menguntungkan tersebut investor akhirnya pindah ke investasi pasif yaitu ETF dan Sukuk Negara.
Perihal keuntungan investasi di ETF dan Sukuk negara juga diamini oleh Direktorat Pembiayaan Syariah Kementrian Keuangan, Nana Riana. “Menurut PP No.91 tahun 2021 tentang Pajak Penghasilan Sukuk negara 15% turun menjadi 10% hal ini lebih menguntungkan dibanding deposito yang pajaknya 20%. Selain itu returnnya rata-rata di atas deposito bank BUMN yang 5,7%,” jelasnya.
Sesi terakhir materi disampaikan Dosen Manajemen Keuangan yang juga focus pada Manajemen Investasi di FEBI UIN Bandung, Setia Mulyawan yang menggaris bawahi bahwa Investasi Syariah bukan hanya soal instrumennya saja melainkan juga soal ikwal perilaku investorsnya. Beliau juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya terhadap Bursa Efek Indonesia, Kemenkeu karena telah memfasilitasi rakyat Indonesia dengan Instrument investasi yang bebas MAGHRIB (Maysir, Gharar, dan Riba).
Ketua GIS BEI FEBI UIN SGD, Gina Sakinah mengajak kepada para peserta yang hadir untuk turut serta menjadi bagian dari GIS BEI FEBI ini. Menurutnya, banyak keuntungan yang akan diperoleh terlebih perusahaan sekuritas yang menaunginya adalah MNC Sekuritas. Ia menyampaikan bahwa pada 21 Oktober 2021 akan dilakukan open account.