(UINSGD.AC.ID)- Mahasiswa (kaum milenial) harus waspada terhadap penjajahan mental dan pemikiran, dengan derasnya arus globalisasi. Bagaikan hipnotis, budaya asing yang masuk ke Tanah Air bisa menggerus kearifan lokal.
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr H Setia Gumilar, M.Si mengingatkan hal itu dalam sambutan Gebyar Budaya Mahasiswa FAH 2021 secara virtual, yang digelar Dewan Mahasiswa FAH, Jumat (04/06/2021).
Acara dibuka oleh Wakil Rektor III UIN SGD Prof Dr H Ah Fathonih, M.Ag; Orasi Budaya oleh H Syaeful Huda (Komisi X DPR RI); dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat H Uu Ruzhanul Ulum, SE; Wakil Dekan III FAH Dr H Ading Kusdiiana, M.Ag; Ketua Sema FAH Agus Mulyadi; dan Ketua Dema FAH Harry Ahmad Gunawan.
Gebyar budaya, yang digelar selama lima hari ini diisi acara seminar “Edukasi Budaya melalui Apresiasi Budaya Tulen terhadap Milenial”, dengan narasumber H Uu Ruzhanul Ulum, SE (Wakil Gubernur Jawa Barat); H Asep Komarudin, S.Ag. M.Ud (Sekertaris DPD KNPI Jawa Barat); dan Jumhari, SS (Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung/Jawa Barat).
Acara ini pun menggelar berbagai perlombaan: Cerita Rakyat, Arasemen Lagu, Daerah, E-sport, Musikalisasi Puisi umum/individu, Essay & Jurnal, Futsal, Berbalas Pantun, Festival Budaya. Dan ditutup dengan acara Talkshow Sudjiwo Tedjo “Edukasi Budaya melalui Apresiasi Budaya Tulen terhadap Milenial, ” katanya.
Menurut Dr Setia, Gebyar Budaya mahasiswa menjadi momen penting dalam menyadarkan kaum milenial untuk kembali ke khazanah local genius, kearifan lokal. “Kaum milenial jangan terhipnotis budaya asing, hingga melupakan budaya lokal yang luhur dan bermoral,” katanya.
Gebyar budaya juga mampu mengembalikan bahkan menghidupsuburkan budaya lokal. Karenanya, para mahasiswa jangan terpengaruh kalau gebyar ini dianggap ketinggalan zaman. “Kalian hati-hati juga, jangan terjebak pada informasi-informari hoaxs yang sangat merugikan,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Dekan berharap kepada Wagub Jabar H Uu Ruzhanul Ulum agar program-program pembangunan oleh pemerintah diselaraskan atau mendukung budaya lokal.
Prof Fathonih mengharapkan mahasiswa menjadi pilar bangsa yang beraneka ragam suku, budaya, dan agama. “Maka, Gebyar Budaya ini diharapkan menjadi wahana dalam membentuk identitas bangsa,” harapnya.
Terlebih mahasiswa UIN SGD Bandung, selain menjaga kearifan lokal, juga memiliki identitas keislaman dan keluhuran akhlak, yang bisa menjaga kerukunan umat beragama, bersikap toleran, dan moderasi beragama.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum sangat mendukung dan mengapresiasi Gebyar Budaya mahasiswa FAH UIN SGD. “Pemda Jabar juga sangat memperhatikan kearifan budaya Jawa Barat. Betul, jika pembangunan tidak memihak budaya, maka dipastikan tidak akan relevan dengan kehendak masyarakatnya,” ujar Wagub.
Berdasarkan hasil survei orang Amerika, kata Wagub, masyarakat Jabar memiliki empat sifat yang baik: ramah, terbuka, suka menolong, dan relijius. Sehingga Jabar menjadi miniatur Indonesia.(nanang sungkawa)