[www.uinsgd.ac.id] Fakultas Sains & Teknologi (FST) UIN SGD Bandung menggelar International Seminar on “Scientific and Technological Literacy bersama Prof. Noel M A Holmgren, Ph. D (University of Skovde Sweden), Prof. Marcus Nohberg, Ph. D (University of Skovde Sweden), Prof. Yayat Dhahiyat, Ph. D (University of Padjajaran) dan Dr. H. M Subandi, Drs., Ir., MP (State Islamic University of SGD of Bandung) yang dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, MT.di Ruang Sidang Al-Jamiah, gedung Rektorat lantai II, Rabu (16/1)
Dalam sambutannya Dhani menjelaskan 3 skema yang dipesankan oleh Rektor dalam menciptakan kampus yang unggul dan kompetitif. Pertama, Peran Perguruan Tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan sangat diperlukan dengan orientasi utama memuliakan manusia. Orientasi pengembangan science dan teknologi di UIN diarahkan pada pembentukkan kekuatan berpikir manusia, dimana manusia didefinisikan sebagai makluk berfikir, al-insanu al-hayawan an-natiq yang memiliki akal dan terus berusaha untuk berpikir dan berkarya, karena eksistensi manusia terletak pada cara berpikir ini. Sudah selayaknya kita terus berpikir dan berkarya dalam menciptakan kampus yang unggul dan kompetitif.”
Kedua, berkenaan dengan arah pengembangan sains dan teknologi harus dilandasi dengan nila-nilai keagamaan dan keislaman. “Ukuran dan takaran manusia bisa dilihat dari ASK (Attitude, Skill, and Knowledge), Attitude berkenaan dengan sikap atau perilaku sebagai konstruk manifestasi nilai-nilai diri. Skill berkenaan dengan keahlian seperti komunikasi. Knowledge berkenaan dengan keilmuan. “Semua ini harus dibingkai dengan nilai-nilai keislaman yang bersumber dari Al-Quran” tegasnya.
Untuk itu, diperlukan 4 pilar pengembangan sebagai kekuatan dan modal untuk menciptakan kampus yang unggul dan kompetitif ini; Pertama, Mahasiswa dan dosen harus hafal Al-Quran. “Sebab sumber bacaan dan rujukan umat Islam itu Al-Quran. Jadi menghafal Al-Quran ini mejadi penting.” Kedua, Menguasai Bahasa Arab-Inggris. “Untuk mahasiswa minimal skornya 450 TOEFL dan/ atau TOAFL.” Ketiga, kemampuan bahtsul kutub. Keempat, menguasai teknologi. “Dari empat pilar ini, kembali dapat ditarik benang merah bahwa pengembangan sains dan teknologi di UIN harus dibingkai dengan nilai-nilai keagamaan dengan senantiasa berpijak pada perkembangan teknologi yang mutakhir,” jelasnya.
Sains merupakan polarisasi penemuan kebenaran. Jika Einstein beranggapan semuanya serba relatif, maka supaya hidup kita tidak nisbi maka ilmu pengetahuan sebagai fundamen kehidupan agar bemakna mutlak, lagi-lagi harus dibingkai dengan nilai dan pemahaman keagamaan, sehingga kebenaran bersifat mutlak dan tidak relatif” tambahnya.
Mengenai perkembangan teknologi yang menjadi pont ketiga. “Kita harus memegang prinsip kearifan lokal seperti, pemanfaatan teknologi yang tepat guna berbasis sumberdaya lokal”.
Dalam pendekatan pengembangan ilmu pengetahuan terdapat tiga pendekatan utama: pertama, rasional; kedua, empirik, dan ketiga: ilmu harus memberikan manfaat dan dibingkai dengan nilai-nilai keislaman. Ini yang harus menjadi orientasi dalam pengembangan sanis dan teknologi di kampus ini,” sarannya.
Upaya menciptakan kultur akademik di kampus ini harus dimulai dengan cara saling berbagi pengetahuan, menghargai perbedaan. “Oleh karena itu, perlu dibudayakan iklim akademik ilmu pengetahuan yang harus menjadi spiral yang terus berputar, sehingga terwujud pengembangan keilmuan yang bersifat continues improvement,” ujarnya.
Menurut, Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. H. Abdul Kodir, M.Ag. menjelaskan “Acara Seminar Internasional ini diselenggarakan dari pagi sampai sore dengan menghadirkan pembicara Prof. Noel M A Holmgren, Ph. D dan Prof. Marcus Nohberg, Ph. D dari University of Skovde Sweden, Prof. Yayat Dhahiyat, Ph. D dari Unpada dan Dr. H. M Subandi, Drs., Ir., MP dari UIN SGD Bandung. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan wawasan kita dalam pengembangan literasi sains dan teknologi dan bisa melakukan kerja sama dengan universitas lain untuk pengembangan kampus,” pungkasnya. [Ibn Ghifarie]