Sejak virus corona (Covid-19) mewabah di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menutup kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dan juga perguruan tinggi. KBM kemudian dianjurkan untuk dilakukan secara online atau daring sehingga siswa atau mahasiswa tetap bisa mengikuti pembelajaran di masa social dan physical distancing ini.
Meski tidak langsung bertatap muka di kelas, namun pembelajaran online ini setidaknya bisa membuat guru dan siswa masih bisa berinteraksi . Kewajiban antara guru dan siswa serta dosen dan mahasiswa masih tetap bisa berjalan.
Tidak hanya proses KBM, ujian pun dilakukan secara online. Seperti yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Menurut Wakil Dekan I FDK, Dr. H. Enjang As, M.Ag, M.Si, di tengah pandemik corona pihaknya tetap melakukan kegiatan akademik Ujian Komprehensif tersebut melalui daring (online).
Penyelenggaraan ujian komprehensif ini dilaksanakan selama dua hari, Senin dan Selasa (30-31/3/2020). “Ini baru pertama kali dilaksanakan ujian melalui daring. Di tengah pandemic corona, semua kegiatan perkuliahan harus tetap dilaksanakan termasuk ujian. Alhamdulillah, secara keseluruhan ujian via daring ini berjalan dengan lancar,” ujarnya, Kamis (2/4/2020).
Dijelaskan, saat ujian komprehensif diinformasikan akan dilaksanakan secara daring, respon dari mahasiswa sangat positif. Apalagi saat ini, para mahasiswa tengah berada di daerahnya masing-masing menyusul kebijakan pembelajaran jarak jauh. “Respon dari mahasiswa sangat positif. Karena tahapan yang harus dilalui oleh mahasiswa masih bisa dilaksanakan dengan baik meski di saat pandmi corona ini,” ungkapnya.
Salah seorang dosen penguji, Ridwan Rustandi, S.Sos, M.Sos menyatakan, ujian via daring ini berjalan dengan lancer meski masih terdapat beberapa kendala.
Namun secara umum, ujian via daring ini merupakan ruang dan cara baru untuk menyiasati di saat pandemic corona ini. “Secara pribadi saya menikmati proses ujian kemarin, ini bisa jadi salah satu cara untuk membangun digital culture secara akademik,” katanya.
Diakui, masih ada kendala teknis yang dirasakan seperti stabilitas jaringan yang belum merata antara penguji dan peserta ujian terutama yang berada di daerah daerah tertentu. “Kendala lain adalah masih belum terbiasanya pelaksanaan ujian terutama dalam kecakapan atau keterampilan teknologis. Namun secara umum, karena ujian ini menggunakan aplikasi video call WA maka cenderung lebih mudah,” tegasnya.
Sumber, Ayo Bandung 2 April 2020