(UINSGD.AC.ID)- Pimpinan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung terus menumbuhkembangkan sikap moderat, dan menghilangkan sifat ke-Aku-an dan fanatisme di kalangan mahasiswa.
Hal itu disampaikan Dekan FAH Dr H Setia Gumilar, M.Si saat membuka acara workshop “Penguatan Moderasi Beragama Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora” yang digelar secara hybrid di Bandung, Kamis (07/07/2022).
Melalui workshop ini, para mahasiswa diberi pemahaman tentang kemajemukan masyarakat Indonesia, baik agama, suku, ras, kebudayaan, maupun golongan. Itu merupakan kekayaan bangsa dan menjadi potensi besar manakala dimanaj secara baik.
Begitupun dalam proses perkuliahan, sejak dini mahasiswa sudah dibimbing agar mereka bersikap dan berprilaku moderat. Pemahaman mahasiswa tentang Islam diberikan melalui metodologi ajaran Islam dan substansi kurikulum yang mengarah pada karakter moderat.
Ajaran Islam, sebagai doktrin yang bersumber dari Al-Quran dan as-Sunnah, didialogkan dengan aneka ragam budaya. “Jangan heran kalau di FAH, diajari tentang Islam Sunda, Islam Jawa, Islam Indonesia, Islam Amerika, dan lain-lain,” katanya.
Jadi, lanjut Dekan, perkuliahan di FAH UIN SGD sudah otomatis mengantisipasi radikalisme. Sehingga, diyakini tidak akan ada potensi radikalisme di kalangan mahasiswa FAH.
Wakil Dekan III FAH UIN SGD, Dr H Ading Kusdiana, M.Ag menjelaskan, workshop ini bertujuan agar mahasiswa memahami berbagai konsep tentang moderasi beragama. Karenanya, acara ini menghadirkan dua pakar dan pemerhati Moderasi Beragama: Prof Dr H Afif Muhammad, MA (UIN SGD Bandung) dan Sr Gerardette Philips, RSCJ, Ph.D.(Universtas Katolik Parahyangan).
Workshop ini, jelas Dr Ading dihadiri para Wakil Dekan, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), dan ratusan mahasiswa/partisipan melalui virtual zoom meeting.[nanang sungkawa]
