(UINSGD.AC.ID) Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Bandung Dr H Setia Gumilar, S.Ag, M.Si bersama jajarannya tetap konsisten memperjuangkan mahasiswa agar mudah menyesuaikan diri dengan dunia kerja. Penataan akademik dari mulai kelembagaan, kurikulum, pembelajaran, hingga kerjasama terus dimaksimalkan agar melahirkan alumni yang tersambung dan sesuai (link and match) dengan dunia kerja.
“Kita menggali dan mengembangkan kompetensi mahasiswa agar mereka ke depannya mudah menyesuaikan diri dengan dunia kerja. Bagaimana dunia kerja mendapatkan tenaga kerja andal, dengan menjaring sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Dekan, saat membuka Studium Generale Prospek Kerja dalam Bidang Pariwisata dan Budaya, Sabtu (27/11/2021).
FAH sengaja menghadirkan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olaraga, Kabupaten Sumedang Bambang Rianto, S.STP, M.Si. Dan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebuayaan Kabupaten Garut, H Budi Gan Gan Gumilar.
Dalam kesempatan itu, Dekan mempromosikan alumni: sejarawan, sastrawan, budayawan, dan ahli bahasa. Bagaimana prospek kerja mereka menurut versi kedua dinas ini? Dan, masih banyak potensi yang bisa digali di Fakultas Mencerahkan dan Humanis ini.
“Insya-Allah kita akan buka Jurusan Wisata Sejarah, agar lebih kompetitif dan prospektif,” kata Dr Setia, yang meyakini tidak ada lagi gap antara lulusan pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja.
Berfikir Global, Kontribusi Lokal
Wakil Dekan I FAH Dr Dadan Rusmana, M.Ag, CHS menjelaskan, studium general adalah implementasi dari kerjasama (MoA) sudah sudah dijalin sebelumnya, selain kerja praktik, magang, dan penelitian bersama. “Dalam konteks Link and match ini, tidak sebatas dijalin dengan MoA, tapi kita berharap nanti kedua dinas ini bekerja sama dalam pengiriman mahasiswa untuk magang . Syukur-syukur bisa merekrut lulusan kita,” harapnya.
Studium generale melibatkan mahasiswa semester 5 dan 7 dari tiga jurusan: Sejarah Peradaban Islam, Bahasa dan Sastra Arab, dan Sastra Inggris. Selain, mempromosikan lulusan, FAH juga terus mengembangkan keilmuan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Selain pembelajaran yang beorientasi keunggulan dan akhlak karimah, FAH memiliki visi lokal Islam, sehingga mahasiswa diarahkan agar berfikir besar dalam konteks kekinian.
“Mahasiswa berbicara global tapi tetap berkontribusi lokal,” ujar Dr Dadan, yang strategi kebijakannya dilakukan melalui pendekatan pencerahan, pemberdayaan, dan pengembangan.[nanang sungkawa]