(UINSGD.AC.ID) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar workshop Evaluasi Kurikulum, di Bandung, Selasa (14/12/2021). Tujuannya untuk mengukur keberhasilan penerapan kurikulum dalam memberikan acuan kegiatan yang menghantarkan lulusan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Workshop menghadirkan narasumber Dr H Agus Mulyana, M.Hum (Dekan FPIPS UPI) bertajuk “Evaluasi Kurikulum pada Program Sarjana dalam Kajian Ilmu-Ilmu Humaniora (Sejarah dan Budaya)”; Rohanda, M.Ag (Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu UIN SGD), bertajuk “Evaluasi Kurikulum Merujuk KKNI”.
Dan, Prof Dr Bachruddin Musthafa, MA, Ph.D (Guru Besar Literasi, UPI) bertajuk “Evaluasi Kurikulum pada Program Sarjana dalam Kajian Ilmu-ilmu Humaniora (Bahasa, Sastra, Budaya)”. Diikuti oleh para wakil dekan, para ketua/sekretaris jurusan, dan seluruh dosen FAH.
Dalam sambutannya, Dekan FAH UIN SGD Dr H Setia Gumilar, M.Si memandang workshop evaluasi kurikulum itu sangat penting, untuk mengukur keberhasilan capaian pembelajaran. Hasil evaluasi bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kurikulum pada tahun berikutnya.
“Bagaimana kurikulum pada setiap program studi di FAH menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu menerapkan ilmunya hingga berbuah inovasi dan menjadi bagian dari solusi bagi permasalahan sosial,” jelasnya.
Selain itu, lulusan FAH memiliki dedikasi untuk kemanusiaan (humanis) dan kemajuan bangsa. Juga, mereka melek teknologi agar siap menghadapi kemajuan dan perubahan zaman yang sangat cepat. “Lulusan kita pun harus bisa mengisi lapangan pekerjaan yang sudah tersedia, terlebih memiliki kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan,” harapnya.
Rektor UIN SGD Bandung, Prof Dr H Mahmud, M.Si menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan workshop evaluasi kurikulum ini, karena akan menjadi tolok ukur terhadap pencapaian pendidikan. “Evaluasi kurikulum sebuah keniscayaan. Dan, sebagai bukti perhatian akan peranan kurikulum dalam menciptakan lulusan yang ideal,” kata Prof Mahmud, saat membuka kegiatan workshop.
Ia pun mengingatkan peserta workshop tentang tiga peranan kurikulum dalam sebuah perguruan tinggi. Peran konservatif, kreatif, serta kritis dan evaluatif. Peran Konservatif, kurikulum menjadi sarana untuk menerapkan nilai-nilai warisan budaya yang masih relevan dengan mahasiswa saat ini.
Peranan kreatif, kurikulum memiliki fungsi penting dalam menggali potensi mahasiswa untuk berkreasi. “Peranan kritis dan evaluatif, kurikulum dapat membentuk karakter mahasiswa menjadi kritis dan evaluatif, sehingga mereka siap terjun ke masyarakat dan mampu bersaing dengan baik,” katanya.[nanang sungkawa]