(UINSGD.AC.ID) Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mendorong Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung lekat dengan dunia kerja atau dunia usaha. Mengapa tidak? Kampus “Humanis” ini terus melakukan percepatan implementasi kebijakan MBKM ini.
Selain melakukan berbagai kajian akademik, merevisi kurikulum dan pembelajaran, juga mengoptimalkan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak: instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan dunia industri. Semuanya memberikan kontribusi positif dalam percepatan implementasi kebijakan MBKM.
Selasa (26/10/2021) terbit 20 Memorandum of Agreement (MoA) antara fakultas yang membidangi keilmuan adab dan humaniora di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Penandanganan MoA dilakukan setelah acara workshop MBKM yang diprakarsai Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA).
Sebelumnya MoA dilakukan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Unpad, dan UPI.
Dekan FAH UIN SGD, Dr H Setia Gumilar, M.Si menjelaskan, MoA difokuskan dalam mengimplementasikan MBKM. “MoA ini akan memudahkan bagi FAH UIN Bandung untuk memetakan program MBKM antar-FAH di lingkungan PTKIN seluruh Indonesia,” jelasnya.
MBKM antar-FAH, lanjut Dekan, karakter keilmuannya sama, juga ada ikatan emosional yang sangat tinggi di antara para dekan. Hal inilah yang akan mempercepat implementasi kebijakan MBKM.
“Mudah-mudahan kami diberi kelancaran. MBKM bisa dilaksanakan dengan baik, paling tidak pada semester genap tahun 2021/2022,” katanya.
Pertemuan ADIA di Malang, sebelum melakukan MoA, diselenggarakan workshop MBKM dengan menghadirkan Prof Utami. Kegiatan ini diprakarsai oleh pengurus ADIA sebagai bentuk keseriusan untuk mengimplementasikan MBKM.
“Kegiatan MoA sangat penting untuk memudahkan implementasi MBKM sebagai titah kebijakan,” ujar Dekan.(Nanang Sungkawa)
