“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “. (Al Ahzab : 21)
Berbeda dan adanya perbedaan merupakan salah satu ciri eksistensial dari makhluk, secara spesifik manusia. Karakteristik yang secara substansial membedakan antara makhluk sebagai wujud yang berbilang dengan Allah Yang Maha Esa. Masyarakat manusia hidup dan menjalani kehidupannya berdasarkan azas perbedaan itu.
Interaksi sosial antar sesama manusia, selain didasarkan pada sejumlah kesamaan, tetapi juga secara mendasar didasarkan pada sejumlah perbedaan. Terdapat dua sikap individu dan masyarakat terhadap perbedaan-perbedaan itu, dan sikap ini cenderung bersifat ambivalent (ada secara bersamaan dan saling bertentangan). Satu sisi menerima kenyataan bahwa manusia itu berbeda-beda, tapi di sisi lain dalam waktu bersamaan, manusia cenderung merasa tidak nyaman dengan adanya perbedaan-perbedaan itu. Kadang lebih dari itu, manusia cenderung marasa terancam dengan adanya perbedaanperbedaan itu. Dalam kehidupan manusia, perbedaan adalah fakta yang bersifat mutlak (faktisitas), sedang kesamaan dan kebersamaan adalah sebuah kemungkinan harus diupayakan dan cendeung bersifat utopis.