Empat Keahlian yang Harus Dimiliki Dosen di Era Milenial

UINSGD.AC.ID-Upaya meningkatkan marwah dosen harus dilihat dari keahliannya ungkap Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Tedi Priatna, M.Ag., saat menjadi narasumber pada acara Pembinaan Pegawai bertajuk Menumbuhkan Kesadaran Peningkatan Kinerja Tendik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang digelar di Aula FISIP, Senin (07/09/2020).

Menurutnya, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ikhtiar untuk menjadikan dosen, karyawan dan mahasiswa terus diupayakan agar memiliki rasa cinta, citra, serta bangga terhadap almamater UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

“Tanpa idealisme, semangat, komitmen bersama untuk berbakti dan mengabadikan diri agar kampus tercinta ini terus meningkat dalam bidang publikasi, jurnal harus dilakukan dan dilihat dari keahlian dosen atau pegawai,” tegasnya.

Keempat keahlian dosen yang harus dimiliki itu; Pertama, Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; Kedua, Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; Ketiga, Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; Keempat, Memiliki Kompetensi dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan

“Dosen memiliki tugas mengajar dan membimbing mahasiswa agar memiliki kompetensi yang relevan dengan keahliannya dan memiliki tanggung jawab pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilakukan secara terus menerus,” paparnya.

Mengingat tantangan dosen, tenaga kependidikan di era milenial ini sangat beragam; pertama, Melek teknologi dan budaya digital; Kedua, Update perkembangan terkini; Ketiga, Mampu berkomunikasi, menggunakan media sosial secara bijak dan cerdas; Keempat, Sadar dan mawas diri serta posisi; Kelima, Menyenangkan dan bersahabat dengan seluruh civitas akademika.

“Kampus adalah rumah kedua kita karena sebagai besar waktu kita dihabiskan di kampus. Untuk itu, bekerjalah sesuai aturan, buat senyaman mungkin, apa yang kita bisa berikan kepada kampus dan mari kita jadikan pekerjaan ini sebagai saran ibadah, bukan hanya formalitas belaka untuk mengejar kepuasan materi,” terangnya.
Caranya dengan selalu berinstrospeksi diri, “memperbaiki diri karena kesadaran lebih baik dilakukan oleh diri sendiri, daripada orang lain dengan cara yang tidak baik. Kesadaran dalam berintrospeksi sangat diperlukan. Mari kita berikan uswah kepada mahasiswa, pegawai agar rumah bersama ini lebih baik. Untuk itu, saya sangat apresiasi atas pembinaan ini, tapi tidak cukup dengan pembinaan saja karena ketika tidak memiliki keinginan untuk berubah, iklim ini harus terus dijaga untuk meningkatkan budaya kerja yang lebih baik,” jelasnya.

Dekan FISIP, Ahmad Ali Nurdin, Ph.D menjelaskan pembinaan pegawai ini dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali dalam rangka meningkatkan budaya kerja di lingkungan FISIP. “Pembinaan ini untuk mengevaluasi kinerja supaya lebih baik dengan cara memelihara yang lama dan mengambil yang baik. Ini semua dilakukan dalam memberikan suport untuk reakreditasi jurusan dan jurnal, agar jurnalnya bisa meningkat terindeks sinta dengan peringkat sinta lebih baik,” paparnya.

Acara pembinaan pegawai di lingkungan FISIP ini diikuti oleh 50 dosen dan tenaga kependidikan ini diharapkan dapat “menumbuh kembangkan kesadaran dalam meningkatan kinerja, sehingga melahirkan budaya kerja terbaik,” pungkasnya. ()

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter