“Umat Islam di Indonesia sudah melupakan kejemaahannya sebagai benteng kekuatan Islam. Makanya wajar bila umat Islam bodoh dan terpinggirkan dalam berbagai hal,” ujar DR. KH. M. Shalahuddin Sanusi,Drs (mantan Rektor IAIN SGD Bandung periode 1973-1977) saat memaparkan orasi ilmiah dalam pemberian gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) yang bertajuk “Pembangunan Masyarakat Masjid Titik Tolak Kebangkitan Dunia Islam; Model Konseptual Qurani” dengan tim Promotor; Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin, M. Ag, Prof. Dr. H. Wardi Bachtiar, MS, Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi,MA di Auditorium Utama UIN SGD Bandung, (28/2/2009)
Bagi Shalahuddin “Upaya memajukan umat Islam harus dimuai dari mesjid,yakni dengan membangun kekuatan ekonomi atau semacam koperasi karena tanpa kesejahteraan, ibadah tak akan bermakna,” pesannya. (Warta Al-Jamiah, Edisi 01. Tahun VI. 2009:4)
lslam membina komunitas muslim dengan pola struktural yang tertata rapi, yang meliputi 5 pilar, yang disebutnya sebagai 5 “rukun kejama’ahan”, yakni: Pertama, Ummat (people) yang terstandardisasi dengan azas-azas keummatan. Kedua, lmam (pemimpin) melalui proses demokratisasi. Ketiga, Teritori/wilayah lingkungan hidup kultural dan ekonomi kejama’ahan. Keempat, Sistem pembinaan kesepakatan sosial dalam syura. Kelima, Pusat kegiatan kejama’ahan yang merupakan basis spiritual, yakni mesjid.
Termotivasi oleh ajaran agama, filsafat hidup, dan sejarah kehidupannya, maka setiap muslim mempunyai obsesi yang amat dalam, yang meliputi: pertama, terwujudnya kesatuan kejama’ahan umat yang tidak sektarianistik, karena itulah jati dirinya sebagai Muslim. Kedua, terwujudnya kesejahteraan sosial-ekonomi yang merata, karena itulah tugas hidupnya sebagai khalifatullah. Ketiga, terwujudnya harmoni antara perkembangan Islam dan Nasional, karena itulah kiprahnya sebagai umat Muhammad saw.
Oleh karen aitu, tidak ada tempat yang pantas untuk wadah/rumah kejamaahan yang suci itu kecuali rumah yang suci, yaitu Baitullah, baituttauhid atau masjid sehingga mewujudkan masyarakat masjid dengan strukturnya sebagai berikut; Pertama, Fondasi struktural (fundamental) yang meliputi 10 tiang penyangga bangunan masyarakat, yaitu mulai tauhidullah sampai istiqamah yang harus menjadi pegangan segenap warga masyarakat. Kedua, Struktur bangunan masyarakat kaum muslimin yang meliputi 5 rukun kejama’ahan, yaitu umat, imam, (batas) wilayah pemukinan (wilayah beban kerja imam), nidham (sistem/syura) dan pusat (markaz) pengaturan dan pembinaan kehidupan, yaitu masjid yang merupakan pusat pemukiman dan lingkungan hidup kaum muslimin. Ketiga, Operasional, yaitu ruang-lingkup kegiatan kehidupan kejama’ahan kaum muslimin, mulai dari akidah, ibadah hingga kejasmanian.
Proses pembinaan meliputi; Pertama, Pendidikan/penyuluhan. Kedua, Koordinasi/penjama’ahan. Ketiga, Komunikasi/infurmasi. Keempat, Mobilisasi jama’ah pada pembangunan masyarakat.
Perwujudan sebuah tatanan masyarakat Islam yang mungkin beradab tidak bisa dicapai melalui upaya-upaya yang bersifat individul.Usaha-usaha ini harus melakukan secara kolektif. Persentuhan antara satu individu dan individu lain akan melahirkan interaksi, yang akan meningkatkan kualitas masing- masing individu secara resiprokal.
Dalam konteks inilah, dengan senantiasa berpegang kepada nilai-nilai yang telah diajarkan Tuhan dan dipraktikkan oleh Rasulullah SAW, saya mengajukan sebuah gagasan pengembangan masyarakat Islam yang secara teknis saya sebut sebagai ‘model pembangunan masyarakat Islam berbasis masjid.
Masjid adalah wahana yang paling tepat untuk membangun kejamaahan masyarakat Islam. Bagaimanapun, masjid memiki status terbuka dan relatif otonom, bukan milik perorangan atau golongan. la merupakan pusat lingkungan hidup dan pemukiman kaum muslimm, sekaligus merupakan networking manajemen keagamaan yang mencakup seluruh hamparan wilayah. Di luar itu, masjid berorientasi kepada kejamaahan lingkungan hidup dan kegotorongroyongan kehidupan.
Apabila kaum muslimin berhimpun mempersatukan masjid-masjid Allah sehingga mewujudkan kesatuan kejama’ahan orang-orang yang beriman, Ialu mereka menegakan disiplin shalat berjamaah sehingga kultur shalat yang antara lain meriputi persatuan, ketertiban,kedisiplinan, kebersamaan, kebersihan dan adab sopan-santun menjadi kultur kehidupan dan adat istiadat di lingkungan masjid, dan mereka menunaikan zakat, infak dan kegiatan menabung sehingga kaum muslimin memiliki potensi dan modal untuk upaya meningkatkan taraf hidup dan kehidupannya serta memberantas kemiskinan dan pengangguran, maka mereka akan terbebas dari segala rasa ketakutan dan yang ditakuti karena kekuatan kejama’ahannya, kecuali takut kepada Allah, dan terbebas pula dari segala rasa keprihatinan karena kemakmurannya, dan mereka berada di jalan yang lurus menuju kejayaannya.
Adapun tujuan pengembangan masyarakat Islam sendiri adalah membangun masyarakat yang berparadigma surgawi, yakni berperilaku dengan amalan-amalan ahli surga, sehingga memiliki kelayakan untuk kembali ke surga sebagai asal kampung halamannya, yang meliputi dua dimensi: pertama, dimensi teo-sosio-kultural, yakni masyarakat yang beriman, taat beribadah, bersatu, zunan, damai, tertib, bersih dan berakhlak mulia. Kedua, dimensi socio-ekonomic welfare, yakni masyarakat yang dinamis, kreatif dan inovatif yang mampu mewujudkan kesejahteraan hidup yang merata.
Itulah pokok-pokok fikiran seorang tokoh dan cendekiawan Muslim, Dr. K.H. M. Shalahuddin Sanusi,Drs. yang mantan Rektor IAIN SGD Bandung periode 1973-1977.
Shalahuddin Sanusi dilahirkan di Gunung Puyuh, Sukabumi, 5 November 1935 dari seorang Ibu/ayah Hj. Siti Halimah binti KH. Jufri dan K.H.Ahmad Sanusi, beristrikan Dharmayanti. Beliau mempunyai 8 orang putra/i, yaitu : Ahmad Zaki, SE, dr. Ahmad Rasyidi, Sp.An, Ahmad Fathy, SE, Nenny Indriyani Fauzia, SE, Ahmad Rifki, SE, Ahmad Hanief, Salma Amalia, dan 9 orang cucu (6 laki-laki dan 3 perempuan).
Jenjang Pendidikan yang pernah beliau tempuh adalah :
1. Pesantren Gunung Puyuh sampai tahun 1950
2. Pendidikan Guru Agama(PGA-A) sampai kelas V th. 1952
3. Sekolah Persiapan PTAIN Yogyakarta tahun 1954
4. PTAlNYogyakarta Jurusan Ushuluddin tahun 1961
Seminar dan Penelitian yang pernah dilakukan, di antaranya:
l. Seminar Dakwah Islam dan Pembangunan masyarakat di Solo 1963
2. Seminar Dakwah Islam dan Pembangunan masyarakat Pedesaan di Bandung tahun I967
3. Penelitian Aplikasi Dakwah lslam dalam Rural Development di Kabupaten Bandung tahun 1970
4. Penelitian Pelaksanaan Zakat dan Infaq di Kabupaten Bandung tahun 1974
5. Seminar tentang karya-karya Imam Bukhari di Samarkand tahun 1976
6. Penelitian Islamic Community Developmendt di Albuquerque New Mexico Amerika Serikat tahun 1983
7. Penelitian tentang hubungan Sunny-Syi’ah di Irak tahun 1990
8. Seminar Nasional tentang Ekonomi Kejama’ahan di Jakarta tahun 1990
9. Penelitian peranan kelembagaan pembangunan masyarakat pedesaan di masjid dalam kabupaten Bogor tahun 1990
10. Seminar nasional tentang Ekonomi Kerakyatan di Bogor tahun 1995
11. Seminar nasionar tentang Integrasi ummat Islam untuk Pemberdayaa Ekonomi Ummat di Garut tahun I995
Riwayat pekerjaan dan pengabdian diantaranya:
l. Dosen di PTAlN Yogya tahun 1962-1965
2. Dosen Universitas Islam Hos Cokroaminoto Solo tahun 1962-1963
3. Ketua Direktorium Pendidikan Tinggi Dakwah Islam Pusat tahun 1963-1967
4. Ketua Direktorium pendidikan Tinggi Dakwah lslam Jawa Barat tahun 1968-1971
5. Dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung 1971-1977
6. Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 1973-1977
7. Katua Umum Lembaga Pembinaan Imaratul masjid tahun I995
8. Pendiri/Pembina Yayasan Rumah Sakit Islam Sukabumi
9. Pendidi Pesantren Hayatan Thayyibah Sukabumi tahun 1995
10.Penaseha ICMI Orwilsus Bogor tahun 1993
11. Anggota Dewan Syari’ah Badan Pengembangan Ummat tahun 1998
Karya tulis/buku, diantaranya:
1. Intergritas umat Islam: Pola Pembinaan Kesatuan Umat. Bandung:Iqomatuddin,l967.
2. Pandangan Hidup Mulsim,Jakarta:Siliwangi, 1969.
3. Pandangan Hidup Musrim: potret Insan Kamil Pribadi Muslim Paripurna. Sukabumi: Lembaga lmaratul Masajid,2002.
4. Pembahasan Se kitar prinsip-prinsip Dasar Dakwah Islam. Semarang:CV Ramadhani, 2OO2.
5. Universalitas Islam, Sukabumi: Lemabaga Imaranrl Masajid, 2002.
6. Pembanguna Masyarakat Masjid: Format Pembangunan Berparadigma Surgawi, Sukabumi: Lembaga Imaratul Masajid, 2003. [Ibn Ghifarie]