Dirjen Pendis : Sikapi AI dengan Bijak, Tanggung Jawab dan Etika

(UINSGD.AC.ID)-Artificial intelligence (AI) dapat diartikan sebagai kecerdasan buatan. Namun secara harfiah artificial intelligence adalah kecerdasan atau teknologi yang dibuat dan diciptakan oleh manusia di dalam suatu mesin yang hakikatnya mempermudah kerja manusia.

AI sendiri merupakan kecerdasan yang ditambahkan dalam sebuah sistem komputer sehingga bisa menciptakan teknologi menyerupai cara berpikir dan berperilaku manusia. Ai memang bukan suatu hal yang baru bagi kita, namun perkembangan dan inovasinya selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian kita semua, demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis), Muhammad Ali Ramdhani saat menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Webinar daring dengan tema “Kecerdasan Buatan dan Peran Manuasia: Isu-Isu Tentang Pendidikan Karakter” yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“AI telah berkembang menjadi mesin pengetahuan yang begitu mengagumkan terkait pengaruh dan kemampuannya. Dengan OpenAI, yang memprakarsai tumbuhnya ChatGPT, bisa jadi Google akan terancam keberadaannya, padahal kita tahu seperti apa ketergantungan kita pada Google,” ujarnya, Jumat (21/07/2023).

Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak bisa kita hambat. Perubahan dalam kehidupan manusia semakin cepat dan tidak bisa kita hindari di masa depan. AI dan beragam perkembangan digilatalisme menantang manusia atas upaya adaptif.

Perangkat AI, lanjutnya, telah mengantarkan orang untuk mendapat pengetahuan yang berisi ruang yang penuh tantangan. “Kita tidak bisa menghindari perubahan teknologi. Karenanya, teknologi perlu disikapi dengan sikap yang humanisme,”

Selain itu, Bapak yang akrab disapa Kang Dhani mengungkapkan bahwa teknologi juga perlu disikapi dengan bijak, tanggung jawab dan beretika, sehingga dampaknya tidak saling berbenturan dengan nilai-nilai lainnya dalam kehidupan. Penting bagi masyarakat dan regulator untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan ini dan memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan bersama. AI telah membawa transformasi yang mengesankan dalam berbagai sektor kehidupan kita.

Perkembangan ini terus berlanjut, dan kita dapat mengharapkan lebih banyak inovasi dan perkembangan menarik di masa depan berkat kecerdasan buatan. Masing-masing kita menyiapkan diri dengan tepat dan maksimal menghadapi beragam tantangan dan perkembangan. Teknologi tidak bisa menggantikan peran manusia sepenuhnya, misalnya dalam dunia Pendidikan kehadiran guru tetap diperlukan sebagai guide atau pembimbing dalam semua proses pembelajaran, AI atau kecerdasan buatan menjadi bekal kita di masa depan, tutup Dhani.

Hal senada terkait IA juga disampaikan Ahmad Najib Burhani selaku Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, BRIN bahwa Era Kecerdasan Buatan bisa menjadi awal dari sebuah babak perpindahan kepakaran dari manusia ke mesin. Tapi perlu diingat, Kecerdasan Buatan juga memiliki “ideologi”, paling tidak dipengaruhi oleh yang mendesainnya.

Di era AI ini, ketika mencari jawaban dari berbagai persoalan, seseorang tidak lagi bertemu dengan pakar atau ahli dalam bidang tertentu, tapi jawabannya datang dari mesin, hal inilah yang sangat penting untuk kita sikapi bersama, sehingga perubahan dan perkembangan akibat teknologi menjadi hal yang selalu mendatangkan hal baik dan positif, pungkasnya.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *