[www.uinsgd.ac.id] Sidang senat terbuka, Selasa (10/4/2018) yang bertempat di Aula Anwar Musaddad menjadi acara puncak dies natalis UIN SGD Bandung yang ke 50 tahun. Mengusung tema “Bersinergi Membangun Peradaban Bangsa”, acara tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim.
Rektor UIN SGD Bandung , Mahmud dalam sambutannya mengungkapkan, mencapai usia ke 50 tahun ini merupakan suatu beban amanah. Bukan hanya beban amanah bagi para dosen, pejabat, dan petinggi lainnya, melainkan juga merupakan beban amanah yang harus dipertanggungjawabkan oleh seluruh civitas akademika yang terlibat, demi meneruskan perjuangan dan cita-cita UIN SGD Bandung.
“Tema yang diangkat pada dies natalis yang ke 50 tahun ini mengacu kepada visi UIN SGD Bandung yaitu menjadi universitas Islam yang unggul dan kompetitif di Asia tahun 2025 berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlakul karimah,” ungkapnya, Selasa (10/4/2018). Mahmud kemudian menjelaskan maksud dari penerapan visi tersebut untuk mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang dan membentuk peradaban.
Menurut Mahmud, UIN SGD Bandung harus tanggap pada permasalahan bangsa, dan salah satu persoalan bangsa yang sedang dihadapi saat ini adalah bonus demografi. Ia memaparkan mengenai bonus demografi yang dihadapi saat ini dapat menjadi berkah yaitu dengan membentuk SDM yang produktif, jika tidak negeri ini akan dipenuhi oleh banyak masalah.
“Maknanya tidak hanya unggul dan kompetitif dalam bekerja tapi juga berakhlak mulia, spirit wahyu memandu ilmu intinya bagaimana menjadi pribadi yang berakhlak mulia, yang menjadi salah satu kontribusi UIN SGD Bandung agar bonus demografi menjadi berkah adalah menguatkan akhlakul karimah,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa akhlakul karimah merupakan bentuk patriotisme dan spiritisme yang dilandasi bukan hanya oleh nilai-nilai sejarah bangsa dan budaya lokal. Namun juga spirit ketuhanan yang dilandaskan kepada nilai etika seperti keadilan, kemakmuran dan keimanan, antara nilai satu dan lainnya saling mengisi bukan saling merendahkan dan mencacai maki.
Mahmud juga mengungkapkan bahwa nantinya manusia akan mengalami persaingan yang ketat seiring dengan berkembangnya teknologi. “Maka dari itu, untuk membangun suatu peradaban dan menghadapi masa yang akan datang, dibutuhkan jati diri yang kuat dan besar, sebesar Gunung Djati yang tidak dapat digoyahkan keteguhan dan keikhlasannya dalam menghadapi tantangan jaman. Kemudian menjadi kepribadian yang unggul seperti Sunan Gunung Djati,” pungkasnya.
Senada dengan Mahmud, Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim dalam orasi ilmiahnya, Ia juga berharap dalam rangka membangun peradaban Islam, UIN SGD Bandung tetap mempertahankan karakter Islami dan ciri khas yang telah menjadi identitas Universitas Islam agar tidak menyebabkan hilangnya peradaban yang telah ada. Kemudian untuk menjadi Islam yang moderat dan toleran, teguh dalam ajaran Islam yang juga bangga dengan kearifan lokal.
“Saat ini kita sedang bersama-sama membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang berpengetahuan, bangsa yang menghargai demokrasi dan hak-hak kemanusiaan universal serta bangsa yang dapat duduk sejajar dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Kita juga ingin menjadi bangsa yang tetap berpijak pada kearifan lokal, serta peradaban dan kebudayaan kita sendiri,” ujarnya.
Dalam acara puncak Dies Natalis UIN SGD Bandung yang ke 50 ini juga dilaksanakan peluncuran aplikasi digital yang bernama UIN Bandung Mobile untuk telepon pintar berbasis android yang dapat memudahkan dalam menerima informasi universitas, akademik, publikasi, lembaga, kalender akademik dan map kampus.
Selain itu terdapat simbolisasi pemberian penghargaan kepada dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa berprestasi, rekanan PT. Qiblat Tour Islami dan perbankan serta mantan-mantan rektor. Lalu pemberian simbolisasi tiket Umroh kepada salah satu karyawan sebagai penghargaan atas jasanya mengabdi di UIN SGD Bandung. (Nurul Fajri, Elsa Yulandri/Suaka)