(UINSGD.AC.ID)-Puasa tahun ini hampir berbarengan dengan Dies Natalis UIN Bandung yang ke-53. Tentu saja fenomena ini menarik untuk dijadikan momentum menghubungakan spirit berpuasa dengan spirit memperingati ulang tahun kampus yang pada tahun 2021 menempati Rangking Pertama di lingkungan PTKIN versi Webometric.
Spirit utama puasa adalah ketakwaan. Biasanya kita memaknainya secara teologis. Kita mencoba memaknainya secara sosiologis. Puasa sejatinya membuat seorang mukmin memiliki spirit baru, spirit melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Takwa itu artinya membuat orang memiliki spirit perubahan tersebut. Dengan spirit ini, ia bisa melakukan kebaikan untuk lingkungan dan untuk orang sebanyak-banyaknya.
Spirit perubahan ke arah yang lebih baik sangat dibutuhkan oleh UIN Bandung yang sedang menapaki tangga rekognisi internasional. Untuk sampai ke sana, diperlukan spirit yang lebih kuat, bukan spirit biasa-biasa saja. Dan itu harus dimiliki oleh semua komponen kampus. Pimpinan memiliki spirit baru untuk membuat dirinya semakin bermakna bagi civitas akademika.
Tenaga pendidik memiliki spirit baru untuk membuat dirinya semakin bermanfaat bagi civitas akademika. Dosen memiliki spirit baru untuk membuat dirinya semakin bermakna bagi kampus dan mahasiswa. Untuk membuat risetnya semakin membawa dampak bagi kampus dan masyarakat. Untuk menjadikan pengabdiannya semakin membawa masyarakat ke level yang lebih bermartabat. Inilah spirit yang berorientasi outpun dan outcome.
Mahasiswa memiliki spirit baru untuk membuat dirinya semakin menjiwai hakekat berkuliah. Bagaimana kuliahnya mendrive dirinya untuk beradaptasi dengan masa depan. Bagaimana tugas-tugasnya melatih dirinya mengatasi berbagai problematika yang dihadapinya. Bagaimana ia merencanakan dirinya menjadi bagian dan aktor perubahan di lingkungannya.
Perang Badar yang sangat terkenal itu, yang dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin, ternyata terjadi pada Bulan Ramadhan, di saat pasukan kaum muslimin sedang berpuasa. Padahal, jumlah pasukan kaum kafirin tiga lipat lebih banyak. Inilah spirit spektakuler yang melahirkan kemenangan spektakuler pula. Dan kemenangan ini menjadi titik tolak lahirnya peradaban Islam yang juga sangat spektakuler.
UIN Bandung membutuhkan banyak kemenangan untuk melawan berbagai tantangan yang ada. Mulai dari tantangan disrupsi yang diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0., tantangan radikalisasi beragama, tantangan internasionalisasi kampus, tantangan menjadi kampus kelas dunia. Inilah medan perang perjuangan untuk memenangkan kampus melawan itu semua. Alumni-alumni training puasa dapat berperan banyak dalam perjuangan besar dan suci itu. Dikatakan besar, karena perjuangan ke arah itu sangat sulit, berliku, dan menanjak. Dikatakan suci, karena perjuangan ke arah itu merupakan bagian dari li I’la kalimatillah.
Dengan kesabaran progresif yang diajarkan oleh puasa, seluruh civitas akademik bisa menghadapi dan mengalahkan tantangan tersebut secara bertahaf, satu demi satu, step demi step. Dengan kedermawanan yang diajarkan oleh puasa, seluruh civitas akademik bisa mengerahkan segenap potensi dirinya untuk menjadi kekuatan besar kampus. Dengan keuletan produktif yang diajarkan oleh puasa, seluruh civitas akademik bisa mengantarkan kampus kepada tahta reputasi yang diharapkan.
Terdengar merdu suara adzan,
dari ustad yang bersorban tebal.
Dengan spirit puasa di Bulan Ramadhan,
kita lambungkan UIN Bandung ke taraf global.
Selamat berpuasa. Selama Dies Natalis ke-53. Semoga spirit puasa membawa UIN Bandung semakin melambung.
Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., Wakil Rektor I UIN Sunan Gunung Djati Bandung.