Dekan FSH: Praktik Tilawah “Ngamumule” Al Qur’an

[www.uinsgd.ac.id] Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung tidak hanya menguasai ilmu syariah, hukum, dan ekonomi, tetapi juga harus kuat segi ubudiyah-nya termasuk kemampuan Tilawah Al Qur’an. Ini menjadi alasan penting diwajibkannya Praktik Tilawah (Tahsin wa al Kitabah) bagi semua mahasiswa  FSH .

Dekan FSH UIN SGD Prof Dr H Oyo Sunaryo Mukhlas menyatakan hal itu pada saat membuka acara Pembekalan Praktikum Tilawah di Gedung Serbaguna UIN Bandung, kemarin. Acara ini menghadirkan Guru Besar FSH Prof Dr H Boedi Abdullah, untuk memberikan pengarahan kepada 1.008 peserta praktik Tilawah Al Qur’an, baik secara teori maupun praktik.

Pada kesempatan itu Prof Oyo meminta semua mahasiswa sementer I dari 7 jurusan di FSH untuk mengikuti program unggulan ini dengan seksama. “Kami tidak akan segan-segan memberikan sanksi kepada siapapun mahasiswa yang tidak mengindahkan aturan yang sudah disepakati bersama, termasuk yang mengabaikan praktik tilawah,” tegasnya.

Menurut Dekan, FSH terus membangun kualitas mahasiswa hingga menjadi sumber daya manusia yang andal. Selain menguasai keilmuan syariah, juga harus “ngamumule” Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam.  “Sain dan teknologi boleh maju, tetapi kita  tidak boleh mengabaikan kewajiban ubudiyah terutama membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkan Al Qur’an,” jelasnya.

Mengikuti praktik Tilawah  harus sama semangatnya dengan kebiasaan mengaji di saat masih kecil di mushalla atau madrasah diniyah atau di rumah tetangga.  Saking pentingnya belajar ngaji, sempat muncul program/gagasan pemerintah “Maghrib Mengaji”, maksudnya untuk melestarikan kebiasaan baik tersebut. Di Perguruan Tinggi –khususnya UIN Bandung—diluncurkan Praktik Tilawah, yang menjadi program akademik  non-SKS, tetapi sangat mengikat. Mahasiswa tidak akan bisa menyelesaikan studinya –ikut sidang komprehensif atau munaqosah— kalau belum lulus praktik tilawah.[Nank]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter