Dekan Dedi: Ciri Mahasiswa FAH Cerdas dan Lekat Ibadah

UINSGD.AC.ID (Humas) — Kegiatan Praktik Ibadah bukan sekadar melaksanakan tahapan akademik, melainkan juga dapat mendorong mahasiswa sebagai Generasi Z agar menyadari pentingnya keakhiratan.

Demikian penegasan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Dedi Supriadi, S.Ag, M.Hum saat membuka acara Praktikum Ibadah 2024 dan Kuliah Umum mahasiswa semester 1, di Aula Anwar Musaddad Kampus 1 UIN Bandung, Selasa (24/9/2024).

Pembukaan Praktikum ini dihadiri oleh Wakil Dekan I Dr. Rohanda, M.Ag; Wakil Dekan II Dr. Samsudin, M.Ag; Wakil Dekan III Dr. Dadan Firdaus, M.Ag. Juga, para ketua/sekretaris jurusan; Ketua Laboratorium, Kepala Bagian Tata Usaha; para pembimbing praktik ibadah (dosen); dan tenaga kependidikan. Untuk Kuliah Umum, menghadirkan motivator dari Star Training and Consulting Tiga Bhakti Utama, Agung Fatwa Aftrisukma.

Menurut Dekan, mahasiswa biasanya lekat atau ketergantungan pada gadget atau smartphone, seolah menjadikannya sebagai gaya hidup. Karennya, Dekan tidak ingin mahasiswanya terlena pada hal-hal keduniaan, hingga abai terhadap ibadah, terutama salat lima waktu.

“Insya-Allah, melalui praktik ibadah ini bisa menyadarkan mereka akan pentingnya keakhiratan. Oleh para pembimbing (dosen), mereka akan diberi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, juga pembiasaan serta kesadaran sebagai seorang muslim,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan juga mengingatkan tugas dan fungsi sebagai mahasiswa, yakni belajar dengan baik sehingga bisa memperdalam keilmuan, juga meningkatkan keterampilan berorganisasi untuk melatih kepemimpinan.

Ia tidak melarang berorganisasi karena banyak manfaat positif; bisa mengasah kemampuan komunikasi, melatih jiwa kepemimpinan, mengasah kemampuan sosial hingga memperluas jaringan pertemanan. Tetapi, harus bisa memenej waktu dengan baik, agar tidak mengabaikan tugas penting akademik.

“Nah, dalam rangkaian acara kuliah umum ini, kami hadirkan narasumber, yang akan memotivasi sekaligus memberikan trik dan strategi agar mahasiswa bisa meraih kesuksesan belajar dan berorganisasi,” tambahnya.

Prasyarat Sidang Kompre dan Munaqosah
Wakil Dekan I FAH, Dr. Rohanda, M.Ag, praktik ibadah ini merupakan kegiatan pendukung pendidikan non-SKS yang mengikat dan kelulusannya menjadi prasyarat dalam menempuh ujian komprehensif dan munaqosah. Tujuannya, agar setiap mahasiswa memiliki kompetensi dalam pelaksanaan ibadah mahdhah dan ghair mahdhah, sesuai dengan syariat Islam.

Peserta praktik ibadah adalah mahasiswa angkatan 2024/2025 yang berjumlah 691 orang; terdiri dari mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam 191, Bahasa dan Sastra Arab 187, Sastra Inggris 227, dan Ilmu Perpustakaan & Informasi Islam 86.

Mereka dibimbing oleh 65 dosen, dengan frekuensi kegiatan praktik ibadah minimal dilakukan 10 kali, bisa secara individual atau kelompok, dilaksanakan minimal 100 menit. Secara merata mahasiswa akan punya pemahaman, apresiasi dan keterampilan dalam melaksanakan ibadah secara praktis.

“Mereka juga akan punya kemampuan menggali berbagai rujukan yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah secara praktis,” pungkas Dr. Rohanda. (Nanang Sungkawa / Kontributor)

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *