Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, melalui Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) memproduksi 100 liter hand sanitizer dan disinfektan. Kegiatan yang dilakukan dengan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Lazis) Darul Hikam Bandung ini merupakan bentuk partisipasi untuk mencegah penyebaran coronavirus (Covid-19) di Kota Kembang, Bandung.
“Hand sanitizer ini menjadi barang yang sangat diperlukan oleh masyarakat, sehingga upaya produksi hasil kerjasama Jurusan Kimia FST dan Lazis Darul Hikam ini sangat perlu diapresiasi, terlebih dalam situasi bahan-bahan yang diperlukan sangat langka dan mahal,” ujar Rektor UIN SGD Bandung Mahmud, Senin (23/02).
Hal ini disampaikan Mahmud saat membagikan secara simbolis, 100 liter hand sanitizer dan disenfektan kepada masyarakat di sekitar kampus UIN SGD Bandung dan wilayah Bandung Timur, di Gedung O.Djauharuddin AR, Kampus UIN SGD Bandung.
Hadir pada acara penyerahan tersebut Wakil Rektor II
Tedi Priatna, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Hasniah Aliah, Wakil Dekan III Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Aep Saepuloh, Ketua Pengabdian Masyarakat Aep Kusnawan, Ketua Jurusan Kimia Eko Prabowo, Direktur Lazis Darul Hikam Ustadz H.Umar Nadi dan perwakilan tokoh masyarakat serta beberapa pengurus masjid sekitar Bandung Timur.
Dalam sambutannya Mahmud menyampaikan penghargaan kepada Jurusan Kimia dan Lazis Darul Hikam yang telah berjuang memproduksi hand sanitizer dalam kondisi yang serba sulit terutama untuk menyediakan bahan-bahannya.
Mahmud menambahkan bahwa wabah COVID-19 ini harus disikapi dengan bijak dan kita ambil hikmahnya. “Tanda-tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla, yang Ia ciptakan di langit dan di bumi dan di antara keduanya, semua itu tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi mengandung tujuan yang sekaligus membuktikan tentang keesaan-Nya, termasuk virus Corona ini adalah makhluk Allah”, ungkapnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar selalu menggunakan dua pendekatan dalam menyikapi wabah ini. Pertama ta’ati protokol yang telah ditetapkan pemerintah, misalnya dalam pendekatan secara medis. Kedua dengan pendekatan bathin, yaitu secara spiritual dengan selalu mengikuti kebiasaan-kebiasan dalam agama Islam seperti mendawamkan wudhu dan berdo’a seperti yang dicontohkan oleh para Nabi seperti oleh Nabi Nuh dan Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ketua Jurusan Kimia Eko Prabowo, pada tahap awal kerjasama dengan Lazis Darul Hikam ini berhasil diproduksi 100 liter sanitizer yang dikemas ke dalam beberapa kemasan, yaitu yang berbentuk spray dengan ukuran botol 250 ml, 500 ml dan 1 liter.
Sementara menurut Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama FST Aep Saepuloh menyebutkan bahwa selain memproduksi handsanitizer, kerjasama ini akan berkembang dengan memproduksi disinfectan karna kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak, terutama tempat-tempat umum termasuk tempat ibadah seperti masjid.
Karena kebutuhan masyarakat sangat tinggi terhadap upaya hand sanitizer dan disinfectan, sedangkan di pasaran cukup sulit diperoleh dan harganya cukup mahal, maka Dekan FST Hasniah Aliah mengajak Lazis Darul Hikam untuk mengembangkan kerjasama ini dengan memproduksi disinfectan dan melayani penyemprotan disinfectan di tempat-tempat umum sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.
Sumber, Kemenag RI Selasa, 24 Maret 2020 06:19 WIB