BNPT Gandeng PTAI Cegah Radikal Terorisme

[www.uinsgd.ac.id] Para Pimpinan dan Dosen dari berbagai Perguruan Tinggi mengikuti TOT (Training of Trainer) “Anti Radikal Terorisme” yang diselenggarakan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) bekerjasama dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Para peserta tersebut berjumlah 100 orang dari 30 PTAI Negeri maupun Swasta dan 6 PTUN se-Jawa Barat dan Banten. Acara yang digelar selama 3 hari itu (28-30/08/14) diselenggarakan di Hotel Grand Pasundan  Jl. Peta 147-149 Kota Bandung.

Menurut Gustiana Isya Marjani, Ph.D., Ketua Panitia Penyelenggara, bahwa TOT tersebut adalah salah satu program tindak lanjut dari MoU kerjasama yang sudah disepakati bersama oleh BNPT dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam komitmen untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme khususnya di wilayah Jawa Barat. Oleh karena itu, peserta yang diundang adalah para Pimpinan Perguruan Tinggi dan Dosen yang berpotensi menjadi jembatan untuk mensosialisasikan bahaya radikalisme dan terorisme kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya civitas akademika dimasing-masing Perguruan Tinggi.

Dalam kesempatan tersebut Gustiana juga menjelaskan bahwa biaya program TOT ini adalah murni dari DIPA BNPT bukan dari pihak asing yang mempunyai kepentingan, yang selama ini dicurigai sebgian kalangan.

Sementara itu, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH., M.Hum., dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala BNPT, Irjen. Pol. (Purn.). Drs. H. Ansyaad Mbai, MM., yang telah memberikan kontribusi yang sangat luar biasa kepada bangsa dan negara dalam konteks pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme di Indonesia, “oleh karenanya, beliau pantas untuk diusulkan mendapat Bintang Jasa Maha Putra”, ungkap Rektor.

Dalam kesempatan itu, Prof. Deddy juga menjelaskan bahwa sesungguhnya UUD 1945 adalah produk hukum Islam, yang secara kelahirannya hampir sama pada saat zaman Rasulullah SAW waktu itu, yaitu Konstitusi Piagam Madinah, yang mendorong Pluralisme Agama dan Golongan, jadi tidak ada alasan untuk menggunakan jalan kekerasan dalam memperjuangkan Syari’at Islam apalagi dengan cara Bom bunuh diri yang tidak hanya merugikan pelaku tetapi juga masyarakat yang tidak berdosa menjadi korban.

Ansyaad Mbai, Kepala BNPT dalam sambutannya mengaku menyesal kepada hadirin karena bertemu dengan Prof. Deddy baru akhir-akhir ini saja tidak dari dulu, karena menurutnya pertemuan dengan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu memberikan inspirasi dengan ide dan gagasan-gagasannya untuk menangani menyebarnya virus radikalisme dan terorisme.

Selain mempertegas pernyataan Ketua Panitia Penyelenggara, bahwa acara TOT ini adalah murni dari dana Pemerintah, bukan dari pihak asing yang selama ini dituduhkan oleh sebagian kalangan, Ansyaad Mbai juga menjelaskan bahwa atas instruksi Wakil Presiden Prof. Dr. H. Boediono, BNPT kini telah merancang dan memiliki Blue Print Program Nasional pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme di Indonesia. Diakhir sambutannya sambil membuka acara secara resmi, Irjen. Pol. (Purn.). Drs. H. Ansyaad Mbai, MM. berharap kepada Perguruan Tinggi agar bersama-sama bersama BNPT menjadi garda terdepan dalam rangka mencegah menyebarnya paham-paham radikalisme dan terorisme dimasyarakat khususnya generasi muda Indonesia. []      

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *