Bertobat dan Kebaikan

(UINSGD.AC.ID)-Saat melakukan kesalahan, segeralah bertobat dengan penuh kesungguhan. Apalagi kepada sesama insan, tak akan terbuka pintu tobat dari Tuhan kalau belum saling memaafkan. Lanjutkan dengan berbagai kebaikan dan kemanfaatan.

Manusia bertakwa selalu berusaha untuk memohon ampunan. Tak ada yang sempurna, terbebas dari kelalaian. Manusia itu tempatnya lupa dan sering melakukan kezaliman baik kepada diri, orang lain, maupun lingkungan. Rahmat Allah SWT yang akan membukakan pintu ampunan. Bertobatlah dan pastikan tidak lagi terulang segala kejahatan yang sebelumnya tertunaikan.

Ketahuilah, betapa Tuhan yang Maha Pengampun sangat bergembira akan taubatnya hamba yang beriman. Diriwayatkan dari Harits bin Suwaid: Aku pernah menjenguk ‘Abdullah bin Mas’ud ketika dia sedang sakit.

Dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh Allah lebih bergembira akan tobat seorang hamba-Nya yang beriman daripada kegembiraan seorang yang berada di tengah padang tandus membinasakan, lalu dia kehilangan untanya yang membawa makanan dan minumannya, setelah dia terbangun dari tidurnya, kemudian dicarinya unta itu sampai haus dahaga.’

Selain itu, dia berkata, ‘Aku akan kembali ke tempatku semula, kemudian akan tidur lagi sampai aku mati saja.’ Lalu diletakkan kepalanya dengan berbantalkan lengannya dengan harapan akan mati. Akan tetapi, begitu dia terbangun, ternyata untanya yang telah hilang itu kembali dengan membawa semua perbekalannya, makanan dan minumannya sudah berada di dekatnya lagi. Maka, Allah lebih bergembira terhadap hamba-Nya yang mukmin dan bertobat daripada kegembiraan orang yang kehilangan untanya yang kemudian dia menemukan kembali unta dan perbekalannya itu” (HR Muslim).

Dari hadis itu, dapat dipahami betapa Tuhan Yang Maharahman sangat menyayangi hambanya yang kembali ke jalan kebenaran. Jauh lebih menggembirakan dari kegembiraan seorang hamba yang seolah diberikan nyawa kedua setelah berpasrah siap mati di gurun pasir, kemudian untanya kembali datang.

Berliku itu pasti, pun demikian mendaki. Tak selamanya berada di jalan lurus, kebaikan. Kadang berkelok karena godaan. Manusia selalu punya sisi kelemahan. Namun, tentu ini bukan bentuk pembenaran kalau kita selalu berada di jalan kegelapan.

Jangan membiarkan terperosok lubang dua kali, apalagi menjauhi hidayah-Nya. Istighfar, bertobat, dan pastikan tak lagi ditengok dan terulang segala keburukan.

Diriwayatkan dari Abu Burdah: Aku mendengar Aghar, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, menceritakan hadis kepada Ibnu Umar. Dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wahai orang-orang, bertobatlah kepada Allah! Sesungguhnya aku bertaubat sehari seratus kali.” (HR Muslim). Wallahu a’lam.

Dr Iu Rusliana, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Sumber, Hikmah Republika 17 Mei 2022

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *