UIN Berikan Gelar Doktor Honoris Causa pada Menteri Helmi

[www.uinsgd.ac.id] Senat Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, hari ini, Senin (26/08/2013) menganugerahkan Doktor Honoris Causa (Dr. HC) kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Ir. H.A. Helmi Faishal Zaini di Aula Utama UIN. Argumentasi akademis yang menjadi alasan ia diberikan gelar tersebut, karena Helmi berperan aktif dalam memajukan pendidikan Islam, baik dari sisi pemikiran ataupun implementasi.

Surat Keputusan bernomor un.05/2/2/kp08.08/113/2013 tersebut mengukuhkan secara resmi ia mendapatkan Gelar Doktor Honoris Causa dalam Bidang Pendidikan Islam. Pengukuhannya sesuai dengan UU Nomor 12 tahun 2012. Oleh karena itu ia berhak menyandang gelar Doktor tersebut. Ia merupakan Dr. HC keempat yang digelari oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Dr. HC pertama dalam bidang Pendidikan Agama.

Menurut Promotor Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, MS menyatakan bahwa Ir. Helmi Faisal Zaini memenuhi syarat-syarat akademik untuk mendapatkan gelar Dr. HC. Selain sebagai aktifis NU, ia juga sebagai pemikir dan mendiseminasikan pemikirannya tersebut.

“tak kurang dari 9 buku yang telah ia karang, ia juga banyak menulis di media nasional seperti Republika, Tempo, Koran Jakarta, Jurnal Nasional. Ia memiliki komitmen akademik dalam mendukung keilmuan. Melalui tulisan-tulisan tersebut ia telah mendiseminasikan gagasan yang bersifat akademik,”jelas Dadang.

Menteri kelahiran Cirebon tahun 1972 tersebut terlibat langsung dalam peningkatan dan pengembangan pendidikan Islam, ia sebagai penasihat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, seorang pengambil kebijakan dan sekaligus implementator pendidikan Islam.

“Ia juga inisiator adanya Dana Operasional Pendidikan dan menetapkan kebijakan tentang Pendidikan di daerah tertinggal termasuk KKN tematik,”lanjutnya.

Rektor berharap, dengan diberikannya gelar Doktor HC kepada Helmi Faishal ia bisa mengembangkan keilmuan.”UIN memiliki harapan dengan diberikannya gelar ini; pertama keilmuan terus meningkat, memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Pengkajian Pendidikan Agama,” tutur Rektor.

Penganugerah gelar kehormatan itu diberikan berkat pemikiran Helmy dan sepak terjangnya di bidang dakwah dan pendidikan Islam di daerah-daerah terpencil di pelosok Nusantara melalui berbagai aktivitas sosial keagamaannya.

“Sebagai politisi dan birokrat Helmy memperlihatkan cara pandang berbeda dalam melihat keadaan masyarakat. Berpijak pada ajaran Islam ahlussunnah waljamaah yang diyakini, dan Helmy berasil mendefisinikan karakter kepribadian nusantara,” katanya

Sebagai orang muda, Helmy merupakan sosok yang kreatif, cerdas, serta banyak tahu hal. Dalam menjalankan tugasnya sebagai meneteri, Helmy menaruh perhatian yang cukup besar pada pembentukan karakter bangsa yang bersendi pada pilar-pilar kejujuran, keadilan dan solidaritas.

Konsistensi tugas dan tanggung jawab untuk menjaga harmoni kehidupan kebangsaan dan kenegaraan sebagaimana dilakukan Menteri PDT ini, menurut Rektor, tidaklah mudah. “Karakter kepribadian nusantara yang luhur dan agung tidak lahir begitu saja. Karakter kepribadian nusantara merupakan resultante dari proses pendidikan Islam yang lahir dan bersenyawa dengan kearifan lokal. Situasi inilah yang kemudian memungkinkan lahirnya tokoh-tokoh negarawan, bangsawan dan para begawan negeri ini,” paparnya.

Helmi Faishal merupakan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Jilid II. Ia lahir di Cirebon 1 Agustus 1972. Pendidikan dasar dan menengahnya ia selesaikan di tempat kelahirannya. Sedangkan pendidikan tinggi ia selesaikan di Jombang Jawa Timur. Ia pernah menjadi wartawan, Ketua PP GP Anshor, anggora DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).***[Dudi, Ibn Ghifarie]

 

 

 

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter