Sastra Ingris FAH UIN SGD Bandung Lakukan Studi Banding Mata Kuliah PPL ke FIB UGM Yogyakarya

Upaya mewujudkan Fakutlas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Suna Gunung Djati (SGD) Bandung yang unggul, bermartabat dan bisa kompetitif di kawasan Asia Tenggara, maka pihak FAH melakukan studi banding ke Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (Basindo), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada tanggal 06 November 2019.

Rombongan FAH, terdiri dari Dr. Dadan Rusmana, M.Ag., Wakil Dekan I bidang Akademik, Dr. H. Dedi Supriadi, M.Hum, Wakil Dekan II bidang Keuangan, Kepala Bagian Tata Usaha, Dra. Entin Kurniatin, M.Ag, Ketua Prodi Sastra Ingris (Sasing), Dr. Andang Saehu, M.Pd dan staf di lingkungan FAH.

Dr. Dadan Rusmana, M.Ag., menjelaskan kunjungan ke Basindo FIB UGM Yogyakarta ini dalam rangka menjalin silaturahmi dan melakukan studi bandingkan berkenaan dengan Mata Kuliah (MK) Praktik Profesi Lapangan (PPL).

“Alhamdulillah, delegasi dari FAH UIN SGD Bandung diterima dengan baik dan hangat oleh ketua Program Studi Basindo, Dr. Pujiharto, M.Hum., dan Sekertaris Prodi, Dr. Novi Siti K, M.Hum. di Gedung Soegondo Lantai 2” tegasnya, Kamis (07/11/2019).

Menurutnya, setelah kedua belah pihak memperkenalkan diri, delegasi dari FAH UIN SGD Bandung mengungkapkan maksud kedatangannya untuk menggali lebih jauh terkait dengan Mata Kuliah PPL, yang diketahui bahwa di Prodi Basindo, FIB UGM Yogyakarta, Mata Kuliah tersebut sepadan dengan MK Magang.

Dr. H. Dedi Supriadi. M.Hum, menuturkan “Alasan kedatangan kami ke UGM ini yaitu mempertimbangkan bahwa UGM adalah universitas tertua. Kami sudah seharusya belajar dari yang sudah banyak pengalamannya. Selain itu, diketahui bahwa Prodi Basindo telah berhasil melakukan MK Magang ke Malaysia. Kami ingin menelisik terkait langkah-langkah pelaksanaannya yang sesuai dengan regulasi” paparnya.

Diakuinya, baik MK PPL yang ada di Prodi Sasing dan MK Magang yang ada di Prodi Basindo memiliki kemiripan Deskripsi MK yaitu MK ini bertujuan memberikan kompetensi lapangan kepada mahasiswa tentang MK-MK yang sudah dipelajari oleh mahasiswa ke berbagai tempat atau lokasi.

Meskipun, terdapat beberapa hal yang menjadi pembeda antara keduanya yaitu bobot sks. Basindo menetapkan 3 sks untuk MK Magang. Sedangkan Sasing menetapkan 2 sks untuk MK PPL.

Pada kesempatan itu, Dr. Novi Siti K, M.Hum. mengungkapkan bahwa ada dua cara yang diterapkan oleh Basindo menjelang pelaksanaan MK Magang: Pertama, Mahasiswa diberi pilihan beberapa tempat, sebut saja instansi dan sejenisnya. Kedua, Mahasiswa mengajukan sendiri tempat untuk magang.

“Cara ke satu tersebut tidak jauh berbeda dengan kami di Prodi Sasing. Namun cara kedua ini, cukup menarik karena merupakan masukan bagi kami,” jelasnya.

Untuk cara kedua ini, Dr. Pujiharto, M.Hum., menambahkan bahwa mahasiswa diberi keleluasaan untuk mengajukan tempat Magang mereka sendiri ke Prodi. Pihak Prodi akan menindaklanjutinya dengan menjajaki kerjasama (MoU) terlebih dahulu. “Jika tercipta MoU, maka Magang dapat dilaksanakan. Namun, jika tidak tercipta MoU, maka mahasiswa wajib mengikuti cara yang pertama,” ujarnya.

Selain itu, Prodi Basindo telah berhasil mengadakan penandatanganan MoU dengan beberapa instansi di Malaysia. “Sehingga beberapa mahasiswa dikirim ke sana untuk melakukan Magang dengan durasi satu semester,” paparnya.

Menanggapi bentuk model baru dalam penyajian Mata Kuliah Magang ini, Dr. Dadan Rusmana, M.Ag., mengungkapkan “Sebetulnya, Prodi Sasing telah berhasil mengirimkan beberapa mahasiswa untuk PPL ke Singapura dan Malaysia, hanya saja pelaksanaan PPL ini dianggap bias karena tidak memiliki payung hukum, yaitu MoU. Hal ini, memang perlu dibenahi untuk pelaksanaan PPL berikutnya.”

Bagi Dr. Andang Saehu, M.Pd, bila dilihat dari segi durasi pelaksanaan Magang Prodi Basindo lebih rasional karena MK ini memiliki pola UTS dan UAS, MK Magang pun dilaksanakan dengan menerapkan pola perkuliahan.

Tentunya, mahasiswa yang Magang ini diharuskan mengerjakan UTS terkait magangnya dan UAS berupa menulis Laporan Akhir dan Presentasi. Hal inilah yang tampak beda dengan Prodi Sasing dalam urusan output PPL.

“Pada Prodi Sasing, semua output PPL direkomendasikan untuk diISBNkan, khusus Laporan Akhir, dan dibuat karya ilmiah yang disubmit ke Jurnal-jurnal. Selain itu, beberapa output didokumentasikan dalam bentuk film dokumenter” tuturnya.

Di akhir acara, kami mendapatkan kejutan dari pihak Prodi Basindo yang menawarkan kerjasama di bidang magang, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, student exchange, dan diseminasi ilmu.

“Alhamdulillah, tawaran itu langsung direspon baik oleh para Wakil Dekan FAH UIN SGD Bandung. Insya Allah dalam waktu dekat tawaran kesepakatan verbal ini akan kemudian dieksekusi secara non-verbal,” pungkasnya.

Bandung Berita 7 November 2019 / 19:08 WIB

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *