Rektor UIN: Mahasantri Mahad Harus Jadi Pionir dan Teladan dalam Kebaikan

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, MSi menegaskan keberadaan mahasantri Ma’had Al-Jami’ah di lingkungan kampus dan di tengah-tengah masyarakat diharapkan dapat menjadi pionir dan teladan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. “Dari segi akademik IPKnya tinggi di atas 3.00. Berakhlak karimah, berperilaku baik, sehingga menjadi pionir dalam kebaikan. Hal ini menjadi pembeda dengan mahasiswa lain. Semua itu menjadi modal pada saat terjun ke masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan bersama dalam memberikan contoh.Mari kita pertontonkan segala kebaikan,” tegas Rektor saat membuka acara Pelepasan Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Program Pengabdian Masyarakat, di gedung Abdjan Soelaeman, Kampus I, Jl.A.H.Nasution No 105 Cipadung Cibiru Kota Bandung, Kamis (26/12/2019) malam.

Acara program pengabdian masyarakat, bertajuk “UIN Bandung Mengabdi untuk Keutuhan Tanah Air” yang dilaksanakan dari Januari sampai Februari 2020, diikuti 500 mahasantri yang disebar ke kampung halaman masing-masing ini dihadiri Wakil Rektor I, Prof. Rosihon Anwar, M.Ag., Wakil Rektor III, Dr. Ah. Fathonih, M.Ag, Direktur Ma’had, Drs. H. Abdul Hadi, M.Ag., Syekh Ma’had, Drs. H. Mustopa, M.Ag., Kepala Bidang Akademik, Drs. H. Hasan Mud’is, M.Ag., Kepala Bidang Publikasi, Herry Sutanto, SE., MM.

Rektor berpesan kepada seluruh mahasantri yang melaksanakan pengabdian masyarakat untuk selalu menjaga akhlak karimah, perilaku terpuji, nama baik almamater. Ikut serta dalam menyebarluaskan Islam rahmatan lil ‘alamin dan berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI. “Saya titip Islam yang diajarkannya itu harus Islam moderat, wasathiyah. Untuk urusan kebangsaan, bela negara, cinta tanah air sudah final, tidak ada perdebatan lagi karena para ulama pendahulu kita telah menegaskan cinta tanah air itu sebagian dari iman,” tegasnya.

Menurutnya, bela negara menjadi keharusan bagi umat Islam karena Rasul telah mencontohkannya dalam menjaga kota Mekah dan Madinah.”Kalau ada segelintir orang yang mempertanyakan loyalitas umat Islam tentang cinta tanah air atau bela negara? Jawabanya wajib. Sebab cinta tanah air dan bela negara untuk umat Islam sebuah keharusan. Rasulullah telah mencontohkanya dalam menjaga Mekah dan Madinah. Meskipun harus rela berhijrah untuk mempertahankan dan menyebarkan ajaran Islam. Fathu Mekah menjadi menjadi bukti atas kecintaan Rasul terhadap kota Mekah,” tandasnya.

Karena itu, jadilah seorang muslim harus mencintai tanah air. Caranya dengan bela negara. Untuk itu, keragama adalah sebuah keniscayaan. “Kebinekaan itu harga mati karena ajaran Islam menegaskan pentingnya menghargai, merawat keragaman manusia, seperti dijelaskan Al-Quran surat al-Hujurat ayat 13,” jelasnya.

Direktur Ma’had, menjelaskan untuk mengisi liburan perkuliahan mahasiswa UIN SGD Bandung, Ma’had Al-Jami’ah memiliki program khidmah ijtima’iyyah (bakti sosial) yang dilaksanakan oleh para mahasiswa dengan ketentuan: Pertama, program berupa kegiatan yang mamberi manfaat kepada masyarakat, sesuai dengan latar belakang pendidikan yang bersangkutan, minimal di tingkat Desa/Kelurahan; Kedua, kegiatan dilaksanakan minimal selama 9 hari yang dilaksanakan secara serentak dari tanggal 01-09 Februari 2020; Ketiga, laporan kegiatan berupa video dan foto-foto kegiatan pertanggal pelaksanaan yang akan diserahkan pada tanggal 09 Maret 2020; Keempat, bagi mahasiswa yang telah melaksanakan tugas, maka Ma’had akan meberikan penghargaan dan sertifikat.

“Inilah momentum liburan yang tepat menolong Allah dan menjadi tetesan angin segar di tengah-tengah gurun sahara.Salah satu cara menolong Allah itu dalam bentuk pengabdian masyarakat, karena bentuk menolong Allah untuk menegakan agama Allah, di kampung masing-masing dengan menerjunkan 5.00 mahasantri. Saya berharap gantilah youtube-youtube dengan berbagai kegiatan positif yang ada di masyarakat. Melalui video, foto diharapkan dapat meninggikan martabat kampus. Ketika tidak dihargai pengabdin ini, jangan menangis, jangan putus asa karena hakikatnya Allah yang ditolong. Oleh karena itu, teruslah menerbar kebaikan karena sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan masyarakat sekitar,” pungkasnya. (itn)

Sumber, Global Media News, 27 Desember 2019

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *