Pimpinan & Pemimpin

Pimpinan itu berbeda dengan pemimpin. Pimpinan belum tentu pemimpin dan pemimpin belum tentu jadi pimpinan. Mental dan kesadaran pimpinan belum tentu mental dan kesadaran pemimpin, sedangkan pemimpin belum tentu juga memiliki kesadaran pimpinan karena pimpinan dikendalikan oleh aturan, sedang pemimpin adalah mental, bakat, kapasitas dan kesadaran, bukan aturan-aturan.

Pimpinan bekerja berdasarkan aturan dan kesepakatan, pemimpin bekerja karena panggilan jiwa, karena kapasitas diri, kemampuan yang menonjol, kepekaaan, berfikir substantif, menyeluruh, visioner.

Pimpinan itu diciptakan dengan dipilih, diangkat dan di-SK. Sedang pemimpin lahir secara alamiah, lahir dari seleksi sosial. Pimpinan adalah ciri komunitas formal modern, pemimpin adalah ciri masyarakat tradisional atau komunitas non-formal.

Ciri-ciri pimpinan: ada di organisasi, dipilih oleh atasan atau bawahan, ada aturan main atau kesepakatan, belum tentu satu orang karena “jajaran pimpinan,” bisa tidak dihormati dan tidak berwibawa karena terpilihnya terpaksa atau dipaksa, dan dipilih hanya oleh sekelelompok orang. Pimpinan biasanya para politisi atau mereka yang berprestasi.

Di lembaga, organisasi termasuk kampus adalah pimpinan, bukan pemimpin. Ketua Jurusan, Dekan, Kepala Unit/lembaga, Direktur dan Rektor adalah pimpinan bukan pemimpin. Begitu pun dalam organisasi masyarakat atau profesional, ketua organsiasi adalah pimpinan, bukan pemimpin.

Individu pimpinan belum tentu lebih menonjol, lebih pintar, lebih kreatif, lebih terampil dan lebih berkemampuan dari bawahannya, tapi individu pemimpin pasti lebih menonjol dan lebih banyak kemampuannya dari yang dipimpinnya karena ia menjadi pemimpin karena seleksi sosial alamiah.

Orang taat pada pimpinan karena aturan dan kesepakatan, bukan karena hormat atas kemampuannya, dan orang taat pada pemimpin karena wibawa, pengaruh, kemampuan dan kesadaran bahwa dia orang yang harus ditaati.

Kebutuhan kita pada pimpinan hanya karena urusan organisasi dan aturan. Kebutuhan kita pada pemimpin karena visi-misinya, ide-idenya, gebrakannya, terobosannya yang akan menghasilkan perubahan dan kemajuan.

Jadi, jangan berharap kemajuan pada pimpinan, karena mereka hanya petugas formal jadi ketua atau kepala. Pimpinan dan bawahan, bukan soal kualitas dan kapasitas diri tapi soal pembagian tugas. Pimpinan jadi kepala/ketua, selainnya jadi bawahan yang keduanya diikat oleh aturan. Terobosan dan kemajuan hanya bisa diharapkan dari para pemimpin.

Sebuah lembaga, kelompok, organisasi dan komunitas akan maju bila dipimpin oleh orang-orang yang memiliki gabungan antara pemimpin dan pimpinan. Artinya, mereka yang memiliki kapasitas pemimpin (karena ilmu dan kemampuannya) terpilih jadi pimpinan. Tapi, ini hanya akan terjadi dalam komunitas yang memiliki kesadaran atau masyarakat yang berfikir maju. Pemimpin yang jadi pimpinan adalah pimpinan yang memiliki aturan dan program tetapi sekaligus juga visioner, misioner, memiliki wibawa, kapasitas, kejujuran, pengaruh dan integritas.[]

Moeflich Hasbullah, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter