Nilai Universal Islam Dalam Peradaban

[www.uinsgd.ac.id] Islam sebagai ajaran agama yang diyakini sempurna oleh pemeluknya telah meletakkan landasan kuat bagi kehidupan modern yang universal. Demikianlah salah satu pandangan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Negara BUMN, Dr. Mahmuddin Yasin, MBA saat menjadi pembicara kunci dalam acara International Conference on Islam in Malay World (ICON IMAD) III di Bandung (29/10).  

Meskipun demikian, Mahmuddin Yasin mengakui, tidak sedikit sarjana dan ilmuwan modern yang belum mengetahui hal ini, dan bahkan kalangan sarjana muslim sendiripun banyak yang belum benar-benar memahami hakikat kontribusi nilai-nilai Islam bagi peradaban dunia. 

Laporan The Guinness Book of World Record (2005) yang menempatkan Islam sebagai the fastest growing religion in the word serta berbagai perkembangan Islam di Amerika dan Eropa, termasuk pertumbuhan jumlah masjid sebagaimana tersebut di atas cukup menarik perhatian. Hal ini penting, mengingat penempatan Islam sebagai the fastest growing religion in the world tentu memiliki makna tersendiri. Salah satu kemungkinan banyaknya orang di Eropa, Amerika dan berbagai belahan dunia tertarik dengan Islam adalah universalitas nilai-nilai Islam bagi kehidupan masyarakat modern. 

Nilai-nilai dasar Islam itu, lanjut Mahmuddin Yasin, antara lain meliputi hak-hak wanita, penghargaan atas hak asasi manusia (HAM), perhatian terhadap fakir miskin, penghargaan terhadap hak milik dan prestasi kerja, aturan-aturan mengenai peperangan serta penghargaan terhadap ilmu pengetahuan. 

Ratusan Peserta Ramaikan ICON IMAD 3

Sebanyak 53 pemakalah dan ratusan  peserta telah hadir dalam International Conference on Islam in Malay World (ICON IMAD) III yang dibuka pada hari Selasa, 29 Oktober 2013 dan akan berakhir pada hari Kamis, 31 Oktober 2013.  

Dalam acara tersebut, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Pror.Dr.H. Dadang Kahmad, M.Si menjelaskan bahwa tema besar Konferensi Internasional Tentang Dunia Islam Melayu untuk tahun ini bertemakan: Islam Yang Berkemajuan: Capaian, Tantangan dan Strategi ke Depan. Para pemakalah itu ada yang berasal dari UIN Bandung, University of Malaya Malaysia, College of Islamic Studies Prince of Songkla University, Pattani Thailand, UIN Yogyakarta, UIN Jakarta dan yang lainnya. 

Kegiatan ini, lanjut Dadang Kahmad, merupakan upaya menggali khazanah intelektual para akademisi dan cendekiawan di seluruh dunia tentang Islam Melayu.  Dialog intelektual itu penting agar upaya pencerahan umat dapat terus dilakukan. Bangsa ini harus maju, sejajar dengan bangsa lain. Umat Islam juga demikian, harus maju, sejajar, salah satunya dengan mengembangkan Islam yang berkemajuan. 

Lalu kenapa temanya tentang kemajuan? Karena kemajuan itu dinamis dalam dirinya dan jika dibandingkan dengan capaian kemajuan pihak lain. Kemajuan adalah akselerasi atas waktu yang berubah dan capaian manusia dalam upaya memperbaiki dirinya. Karena itu, kemajuan bangsa muslim Melayu harus dibandingkan dengan capaian negara dan bangsa lain.  

Kemajuan sendiri diidentifikasi secara sederhana sebagai kesejahteraan yang berkeadilan, kehidupan beragama yang saling menghormati, terpenuhinya hak-hak dasar, dari mulai pangan yang bergizi, pendidikan dan kesehatan yang dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari pendapatan per kapita. Sedangkan dari sisi infrastruktur, terlihat dari ketersediaan fasilitas publik gratis yang dapat diakses oleh seluruh warga negara tanpa terkecuali

Sumber, Republika 30 Oktober 2013

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter