Islam Yang Berkemajuan; Dari Paradigma Menjadi Aksi

[www.uinsgd.ac.id] Konsep Islam yang berkemajuan hendaknya tidak sekedar gagasan, tetapi juga harus menjadi operasional. Karena itu, hasil berbagai penelitian, harus disosialisasikan, mampu mendorong perubahan dan memberikan wawasan yang mencerahkan bagi umat dan bangsa.

Demikianlah butir-butir kesimpulan yang berkembang dari penyelenggaraan konferensi internasional tentang Islam di dunia Melayu (International Conference on Islam in Malay World – ICON IMAD III) yang diselenggarakan di Bandung dari tanggal 29 sampai dengan 31 Oktober 2013.

Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Dr.H. Dadang Kahmad, M.Si menyatakan konsep Islam yang berkemajuan hendaknya harus dirumuskan lebih operasional dan aplikatif. Hal ini menjadi mungkin ketika gagasan keilmuan yang telah disampaikan, dilanjutkan dengan riset empirik dan diikuti dengan berbagai upaya sosialisasi di level pelaku sosial kemasyarakatan dan birokrasi. “Untuk itu, rekomendasi dari acara ini akan kami sampaikan kepada pemerintah dan seluruh kelompok sosial, misalnya terkait dengan pembangunan di bidang pendidikan, agama, sosial kemasyarakatan, politik dan ekonomi,” tegasnya.

Menurut Dadang Kahmad, bangsa muslim melayu harus mengembangkan dirinya lebih cepat baik dari sisi ilmu pengetahuan, ekonomi, politik dan segala bidang kehidupan. “Kemajuan ilmu pengetahuan harus memastikan peradaban semakin memuliakan manusia, sebagaimana Islam sangat memuliakan manusia,” tegasnya.

Memerlukan Sinergi

Sementara, Prof. Dr.H. Nurwadjah Ahmad EQ, MA, menyatakan untuk memastikan bahwa Islam yang berkemajuan tidak sekedar konsep, diperlukan sinergi semua pihak, baik itu kalangan perguruan tinggi, pemerintah, birokrasi, kelompok sosial, pelaku ekonomi, media massa dan yang lainnya. “Sinergi menjadi kata kunci dan kami berkomitmen untuk terus bekerjasama dengan berbagai pihak,” tegasnya.

Menurut Nurwadjah, di bidang pendidikan misalnya, diperlukan pendekatan tafsir tarbawy (tafsir bidang pendidikan), sebagai panduan untuk pengembangan pendidikan Islam yang mencerdaskan, mengadabkan dan menjadikan manusia-manusianya bermoral namun mampu menjadi pelaku utama di setiap zaman.

Ketua Panitia ICON IMAD 3, Dr.H. Dindin Jamaluddin, M.Ag menyatakan, tema acara ini mencoba mempotret capaian bangsa muslim melayu, lalu mengidentifikasi apa saja yang menjadi tantangan dan strategi apa yang harus disiapkan. “Dunia ini sangat kompleks dan krodit. Tahun 2007, ada 6,6 miliar orang yang menghuni dunia. Saat ini, hidup kita terkoneksi secara global, terjadi eksodus manusia dalam skala besar-besaran, standar hidup berubah, terjadi degradasi lingkungan, risiko penyakit, teror, konflik dan pengungsi terdistribusi merata. Tantangan globalisasi tersebut harus direspon dengan cepat dan berkualitas. Lalu bagaimana kesiapan bangsa muslim Melayu? Ini juga yang menjadi kajian dalam konferensi,” tegasnya.

Harapannya, lanjut Dindin, kajian keilmuan yang ada dapat memberikan masukan, pencerahan bagi kemajuan bangsa muslim melayu ke depannya. “Tentu saja, kami ingin ada sinergi bersama dan itu semua hanya bisa setelah berbagai kajian di kampus dapat disosialisasikan dan diserap oleh pelaku sosial, pemerintah dan stakeholder terkait,” tandasnya.[]

Sumber, Republika 31 Oktober

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter