Berguru tentang Sedekah

(UINSGD.AC.ID) — Hampir di setiap pojok Haramain, mata ini kerap kali dimanjakan oleh pemandangan indah tentang orang-orang dermawan yang dengan tulus ikhlas bersedekah. Ada yang sedekah dengan berbagi makanan, cindera mata, mushaf Al-Qur’an bahkan tak jarang yang bersedekah dengan berbagi uang.

Perjalanan di Haramain, bagi saya bukan sekedar perjalan haji dan umrah semata. Tetapi perjalan tentang berguru pada manusia-manusia dermawan tentang arti penting berbagi.

Pribadi yang dermawan, yang gemar berbagi dengan sesama, baik melalui zakat, infak dan sedekah, dalam banyak petunjuk al-qur’an dikukuhkan dan dikokohkan Allah sebagai orang yang beriman dan bertaqwa dengan sesungguhnya. Bagi mereka, Allah akan menyedakan pahala yang tiada tara.

Dalam arti khusus, sedekah sebagaimana dirumuskan oleh Imam ar-Raghib al-Ishfani (Abdurra’uf am-Manawi, at-Tauqif fi Muhimmat at-Ta’arif, 1410:453), adalah harta-benda yang dikeluarkan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dalam banyak petunjuk Al-Qur’an dan hadits, sedekah dalam arti khusus ini, memiliki beberapa keutamaan.

Pertama, sedekah bisa memadamkan kesalahan dan meredam amarah Allah. Setiap kali manusia berbuat dosa. Maka dosa itu akan mengobarkan amarah dan menyulut api emosi di dalam diri untuk selanjutnya menjadi potensi strategis bagi setan untuk menyesatakan hidupnya. Bila demikian adanya, akan terpantik murka Allah.

Untuk kasus ini Rasulullah saw bersabda, Sedekah itu dapat memadamkan kesalahan, sebagaimana sebongkah es yang meleleh di atas batu karang” (HR. Ibnu Hibban No. 5567). Dalam hadits lainnya Rasullah bersabda, “Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Allah serta menyambung silaturahim bisa memanjangkan umur” (HR. Ath-Thabarani No. 8014).

Kedua, sedekah bisa membersihkan dan menambah harta. Rasulullah bersabda, “Wahai para pedagang! Sesungguhnya perniagaan ini kerap kali diiringi dengan perbuatan sia-sia dan sumpah, maka bersihkanlah hal itu dengan sedekah.” (HR. Abu Dawud No. 3326). Dalam hal menambah harta, Rasulpun menegaskan “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta”. (HR. Muslim No. 2588). Dalam hadits lainnya Rasul menjelaskan, “Tidaklah kalian ditolong dan diberi rezeki melainkan karena adanya (doa) orang-orang yang lemah (di antara) kalian” (HR. Al-Bukhari No. 2896).

Ketiga, sedekah bisa menjaga kesehatan jasmani dan ruhani. Rasul bersabda, “Obatilah siapapun yang sakit diatara kalian dengan sedekah” (HR. Abu Daud No 105.). Terkait kesehatan Ruhani dalam QS. Al-Baqarah: 274, Allah berfirman, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Keempat, sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya naungan seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya” (HR. Ahmad No. 18043). Tidak hanya itu, ahli sedekah di akhirat akan masuk sorga dari pintu khusus. Rasul menegaskan, “Siapa saja yang ahli sedekah, niscaya ia dipanggil (masuk surga) dari pintu sedekah” (HR. Bukhari).

Dalam perjalanan ibadah haji dan umrah, Haramain menghadirkan pemandangan indah tentang arti penting sedekah. Mereka yang datang di dua kota suci itu, dengan kesolehan dan kelebihan rizkinya, kemudian berbagi dengan sesama, Ia adalah guru-guru kehidupan yang mengajari para peziarah tentang arti penting pahala yang tiada tara.

Aang Ridwan, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sumber, Pikiran Rakyat 5 Desember 2023






WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *