(UINSGD.AC.ID)-Karuni dan cobaan dalam perjalan kehidupan merupakan 2 episode yang tidak pernah bisa dihindari dalam siklus kehidupan umat manusia. Karunia dipahami sebagai sesuatu yang membawa kenikmatan dan kebahagiaan, sedangkan cobaan dipahami sebagai peristiwa yang menggelisahkan dan menyengsarakan.
Respon terhadap dua peristiwa ini sesungguhnya merupakan bagian dari memahami hakekat peristiwa dan metode menyelesaikannya, kita sudah kita pastikan jika kita mendapat karunia maka kita telah memasang senyum dan kebahagian, sedangkan memahami cobaan, secara spontan kita telah menyambutnya dengan kekhawatiran, kegelisan, dan ketakutan.
Respon-respon ini merupakan bentuk identifikasi dari sulitnya kita mengendalikan dan menempatkan aqal dan rasa yang terhubung dengan dzat pengendali dan pemegang solusi yaitu Allah. Kita terlalu senang dan kaku menempatkan aqal dan rasa untuk dikendalikan dengan kehendak hawa nafsu kita sendiri.
Jika kita telusuri secara mendalam dalam surat al baqoroh ayat 124, sebagaimana yang telah dibacakan dalam muqodimah, Allah telah menjelaskan bahwasanya cobaan merupakan suatu kepastian yang akan dicobakan kepada seluruh manusia. Walaupun dalam ayat ini secara spesifik yang menjadi contohnya yaitu nabiyulloh Ibrahim alaihi salam, akan tetapi bukan berarti ayat ini hanya berlaku khusus.
Untuk mengetahui lebih lengkap teks Khutbah Jumat tentang Belajar dari Cobaan oleh Dr. H. Chaerul Shaleh, M.Ag, Dosen Fakultas Syari`ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung silahkan kunjungi laman Naskah Khutbah Jumat ini