Bangun Ukhuwah Islamiyyah dengan Mencari Persamaan

[www.uinsgd.ac.id] Berdiskusi mencari kesalahan, saling menyalahkan dan menyesatkan satu sama lain harus ditinggalkan. Dialog terbuka sebagai upaya menemukan titik temu dan ukhuwah Islamiyah harus dikedepankan. Demikian pandangan Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag saat menjadi narasumber dalam diskusi dan Bedah Buku “Kesesatan Sunni Syiah” (Respon atas Polemik di Harian Republika) yang diselenggarakan Jurusan Tasawuf Psikoterapi bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia Jawa Barat di Aula Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Kamis (2/5).

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rosihon pun menyatakan ketidaksetujuannya atas polemik tersebut, karena isi dan gaya penulisannya saling menghujat satu sama lain. “Gaya menyerang sambil mencari kesalahan. Itu kan bisa menyesatkan, perbedaan hendaknya dijadikan rahmat karena itu harus ada upaya mencari persamaan. Saya kira, kenapa tidak merujuk langsung ke kitab asliny masing-masing paham, baik Sunni maupun Syiah,” tandasnya.

Dr. Dedi Jamaluddin Malik, Ketua IJABI Jawa Barat, dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa diskusi ini merupakan cara yang terbaik untuk menghilangkan perbedaan yang menimbulkan friksi-friksi yang menyebabkan Islam hancur.

Sementara, dalam pemaparannya, penulis buku tersebut, Muhammad Babul Ulum mengatakan bahwa Syiah dan Sunni sama-sama melakukan perjalanan, namun jalan yang ditempuhnya berbeda. Hal inilah yang menyebabkan keragaman dalam menafsirkan suatu pemahaman.

Narasumber lain, Dr. H. Engkos Kosasih, Lc, M.Ag pun menyatakan bahwa komplik yang mendasar antara sunni dan syiah adalah asal-usul yang terjadi dari keduanya. “Ini fakta historis dan sesungguhnya bukan persoalan aqidah,”katanya.

Diskusi yang terbuka untuk umum ini disambut antusias oleh peserta dari berbagai kalangan, kursi yang disediakan panitia pun terisi penuh. [Agus]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter