Bambang Samsul Arifin, Raih Gelar Doktor Pendidikan Islam

[www.uinsgd.ac.id] Kerja keras, jujur, ulet dan sabar selalu berakhir dengan kesuksesan, itulah ungkapan yang pantas dan layak disematkan kepada Bambang Samsul Arifin. Pria kelahiran  Sukabumi 9 Jni 1969 ini, telah sukses mengukir dengan tinta emas dalam karir akademisnya dengan meraih gelar Doktor  Bidang  Pendidikan Islam, dengan  IPK   Yudicium sangat memuaskan dalam sidang terbuka Promosi Doktor yang di gelar di Gedung Auditorium Rektorat Lt 2  UIN SGD Bandung, Selasa (19/6-2014) lalu

Pria yang beristrikan Rima Wiana, S.Pd.I ini, telah berhasil mempertahankan Disertasinya yang mengambil  MODEL PEMBELAJARAN, Peningkatan Self -Esteem dan Motivasi Berprestasi Remaja, di Pesantren At-Tarbiyah dan Al-Aqsha Kabupaten Sumedang.

Dihadapan Tim Penguji yakni Prof. DR. Ahmad Tafsir, Prof. DR. Nurwajah Ahmad EQ, MA., Prof. DR. H Dadang Kahmad, M.Si., Prof.Dr. Afifuddin, MM, Prof.Dr.H.Muhibbin Syah, M.Ed. Prof.Dr. H.Mahmud, M.Si dan Prof.Dr.H.Agus Salim Mansur, M.Pd,

Pria yang dikarunia 3 anak ini, dengan tenang dan meyakinkan sanggup serta  mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan tim penguji. Bahkan dengan kumunikatif dan argumentatif bisa mementahkan, menjelaskan secara detail sekaligus meyakinkan semua tim penguji dengan argumentasi logis dan rasional atas karya ilmiahnya hasil penelitian  2 pesantren modern  yakni Pesantren Al-Aqsha dan At-Tarbiyah Kab.Sumedang.

Dalam pemaparannya, Bambang  menjelaskan  pentingnya mengaplikasikan Model  Pembelajaran Peningkatan Self-Esteem dan Motivasi Remaja di lembaga pendidikan islam, Khususnya Pesantren. Model ini memberikan keyakinan teoritis  dan empiris  untuk diimplementasikan di pesantren  dalam upaya meningkatkan self-esteem dan motivasi berprestasi remaja. Model Self – Esteem merupakan suatu penilaian yang dilkukan individu mengenai sejauh mana individu tersebut meyakini dirinya sendiri sebagai orang yang mampu, berarti, berhasil dan berharga. Artinya, Self-Esteem adalah keputusan pribadi mengenai keberhargaan diri yang diekspresikan dalam sikap-sikap yang menjadi pegangan  individu terhadap pribadinmya. Hal itu, bisa mendorong individu untk mengekpresikan bakat dan kemampuan dengan sikap dan prilaku penuh percaya diri. Dalam kontek Model ini, lanjut Bambang, individu (santri) di di pacu untuk berprestasi dalam tahapan studinya.

Model ini merupakan pembelajaran baru dalam psikologi pendidikan, karena memanfaatkan proses pembelajaran sebagai sarana intervensi terhadap self-esteem dan motivasi berpresatsi remaja sehingga secara empirik bisa meningkatkan pemahaman, penghayatan dan keterampilan siswa.

Model pembelajaran ini memberikan solusi tepat terhadap proses pembelajaran, karena, secara empirik mampu merespon dan membangkitkan self-esteem dan motivasi berprestasi remaja di pesantren dengan suasana KBM menyenangkan, kumunikatif dan dialogis antara santri dengan ustadz/kiyai

Diuraikan Dia, pembelajaran yang baik bisa meraih capaian tujuan akademik dengan efektif, efesien dan oftimal, serta,  suasaana yang menyenangkan, kondisi itu tidak terlepas dari sikap siswa yang mengekpresikan  self-Esteem dan motivasi tinggi 

Model ini menggunakan Mixed Method Research yakni memadukan pendekatan  penelitian kualitatif dan kuantitatif terhadap pembelajaran.

Bambang berharap, perlunya menerapkan  model pembelajaran self-esteem dan motivasi berprestasi remaja dikalangan pondok pesantren, dan menjadi  kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Pendidikan Islam dan Psikologi Perkembangan , serta menjadi solusi terhadap problematika peningkatan self-esteem  dan motivasi berprestasi remaja. [Harry Gibrant]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter