Arah Baru Manajemen Madrasah

Pengelolaan madrasah perlu lebih bergeser ke arah pembelajaran daripada sekadar urusan administrasi dan sarana/prasarana. Para pihak yang terlibat dalam pengelolaan madrasah sudah waktunya memfokuskan perhatian mereka pada upaya mendukung pembelajaran yang berkualitas. Kepala madrasah tentu saja memegang peranan kunci dalam hal ini.

Demikian teruangkap kesepahaman umum para kepala madrasah yang mengikuti lokakarya manajemen sekolah di hotel The Park, Bandung (24-25/12). Workshop yang merupakan kerjasama USAID PRIORITAS dan UIN Bandung ini diikuti oleh 40 orang kepala madrasah, guru, dan komite sekolah dari sembilan sekolah lab dan binaan UIN Bandung tingkat MI dan MTs. Mereka berasal dari enam MI (MIN I Cicendo Bandung, MIN II Margasari Bandung, MI Al-Misbah Cipadung, MI Abdurrahman Bandung, MI Miftahul Falah Bandung, dan MI Nailussibyan, Bandung) dan tiga MTs (MTsN 2 Bandung, MTs Kifayatul Akhyar, dan MTs Ar-Rosyidiyyah Bandung).

“Sudah terjadi pergeseran pemahaman di kalangan kepala madrasah bahwa mereka menjadi kunci kualitas pembelajaran di madrasahnya. Sebagai kunci, gaya dan orientasi kepemimpinan kepala madrasah sangat menentukan arah perhatian para pihak pengelola madrasah,” ujar Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat. Erna juga menyebut, dalam teori pendidikan, kepemimipinan kepala sekolah semacam itu dikenal dengan kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership).

Yeti Heryati, staf USAID PRIORITAS Jawa Barat, menjelaskan bahwa pelatihan ini difokuskan pada keterampilan praktis tata kelola sekolah yang berorientasi pada pembelajaran. “Kepala, guru, komite, dan setiap pihak di sekolah hendaknya berkomitmen mendukung pembelajaran yang baik,” ujar Yeti.

“Pelatihan ini mengajarkan saya untuk memprioritaskan mata anggaran yang secara langsung mendukung pembelajaran,” kata Irma Agustina,MI Abdurrahman, Kota Bandung. Hal senada disampaikan oleh Hayat Sudrajat, MTs Kifayatul Ahyar, Kota Bandung, yang mengaku mendapat banyak inspirasi dari pelatihan.

Pada pelatihan ini juga muncul kesadaran di kalangan kepala madrasahmengenai perlunya memberikan dukungan ATK dan peralatan yang memadai bagi guru. “Agar guru mampu mengajar secara kreatif, kami perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk kebutuhan ATK dan pengembangan alat peraga,” ujar Kurniawan, komite madrasah MTsN 2 Kota Bandung.“Komite madrasah menemukan banyak celah untuk menopang kreativitas guru,” kata Nana Suryana, komite madrasah MTs Ar-Rosyidiyyah, Kota Bandung.

Para dosen UIN yang memfasilitasi pelatihan ini berharap jajaran pimpinan madrasah mitra UIN mampu memimpin kemajuan madrasah dengan sentuhan manajemen yang kondusif bagi pembelajaran. “Bila madrasah mitra sudah mengalami kemajuan, diharapkan mereka akan menularkan pengalaman ke madrasah-madrasah non-mitra di wilayah Jawa Barat,” harap Yudi Dirgantara, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung. [ds]

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *