UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung menjadi salah satu tempat ekspose contoh pembangunan fasilitas pendidikan yang didanai dari pembiayaan APBN melalui skema pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Rektor Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, menegaskan perolehan nilai akreditasi A (unggul) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), tertanggal 26 Maret 2019 dengan SK BAN-PT Nomor:125/SK/BAN-PT/Akreditasi/PT/III/2019 ini menjadi bukti atas kontrubusi SBSN dalam membiayai pembangunan gedung perkuliahan di Kampus II.
Pernyataan itu disampaikan Mahmud dalam memberikan sambutan pada acara Talkshow RAPBN 2020: Manfaat untuk Semua, yang digelar Forum Tematik Badan Koordinasi Kehumasan Kementerian Keuangan, di gedung Anwar Musaddad, Kampus I, Jl. A. H. Nasution No 105 Cipadung Cibiru, Kota Bandung, Jumat (06/09/2019).
Acara Talkshow RAPBN 2020 yang dipandu Leonard Samosir ini menghadirkan narasumber: Dwi Irianti Hadiningdyah, SH, MA (Direktur Pembiayaan Syariah), Wahyu Utomo, S. Sos., M.Si. (Kepala Bidang Kebijakan Belanja Pusat dan Pembiayaan Badan Kebijakan Fiskal), Adrian Maulana, CFP (Senior Vice President Intermediary Business)
Mahmud menjelaskan pembangunan gedung melalui SBSN ini dapat mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih unggul dan kompetitif, sehingga melahirkan lulusan mahasiswa UIN SGD Bandung dengan kualitas yang tinggi, berdaya saing, profesional dan sarjan ulama zaman now.
Bantuan ini tentu sangat berharga dan berguna untuk kami dalam rangka lari mencapai visi UIN SGD Bandung “Unggul dan Kompetitif” dan visi bangsa “SDM Unggul, Indonesia Maju”
“Berkat bantuan SBSN melalui Kemenkeu. Alhamdulillah nilai akreditasi perguruan tinggi meraih nilai A. Jumlah mahasiswa setiap tahunnya terus meningkat. Ini tentu baru saja melihat kontribusinya dari perspektif peminat. Sudah barang tentu manfaatnya terlihat pula dalam peningkatan pelayanan dan peningkatan SDM. Pada saat saya menjabat, nilai akreditasi Prodi A baru 4. Sekarang sudah 22 Prodi yang mendapatkan nilai A. Setiap mahasiswa datang atau berkunjung ke kampus II, dapat dipastikan melakukan selfi di Pasca sebagai icon gedung sate di UIN SGD Bandung,” tegasnya.
Indikator paling nyata kontribusi skema pembiayaan SBSN bagi kampus kami itu jumlah peminat yang terus melonjak naik. Untuk tahun 2016 total peminat mahasiswa baru berjumlah 50.143 orang dan yang diterima 5.410 mahasiswa. Pada tahun 2017 berjumlah 64.832 orang dan yang diterima 6.029 mahasiswa. Pada tahun 2018 berjumlah 87.999 dan yang diterima 6.273 mahasiswa. Sedangkan untuk tahun 2019 total peminat berjumlah 96.318 orang dan yang diterima 6.637 mahasiswa.
UIN SGD Bandung telah mendapatkan tiga kali pembiayaan SBSN untuk pembangunan sarana dan prasarana perkuliahan di kampus II. Tahapan pertama yang dilaksanakan tahun 2016 untuk pembangunan gedung perkuliahan. Tahapan kedua yang dilaksanakan tahun 2017 untuk pembangunan gedung Pascasarjana. Sedangkan tahapan ketiga tahun 2019 untuk gedung kuliah terpadu dan gedung laboratorium terintegrasi MIPA.
Saat ini UIN SGD Bandung memiliki tiga lokasi kampus. Pertama, kampus di Cipadung yang kurang lebih seluas delapan hektar. Kedua di jalan Soekarno-Hatta samping Mapolda Jabar yang memiliki luas 29 hektar. Sedangkan, kampus yang ketiga berada di kawasan Cileunyi, seluas kurang lebih ada tiga hektar. “Kami perlu melakukan percepatan pembangunan Kampus II demi menggapai visi yang unggul dan kompetitif. Oleh karena itu, bantuan skema pembiayaan SBSN masih terus kami butuhkan demi percepatan-percepatan. Hal ini mengingat pula keterbatasan sumber pembiayaan yang kami miliki,” paparnya. (USU)
Sumber, Rakyat Mereka Sabtu, 7 September 2019, 00:35 WIB