UINSGD.AC.ID (Humas) — Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag kembali menekankan bahwa jebolan FEBI UIN Bandung harus menjadi pemenang dalam kompetisi ekonomi di era Indonesia Emas 2045. Baik identitasnya sebagai Pemikir Ekonomi, Penggerak Ekonomi, maupun Pelaku Ekonomi.
Penekanan ini disampaikan Prof. Dudang pada saat membuka acara Kuliah Umum mahasiswa semester I, di Aula Abdjan Soelaeman Kampus I UIN Bandung, Selasa (24/09/2024). Hadir dalam kesempatan itu Wakil Dekan I Dr. Iwan Setiawan, S.Ag, M.Pd, M.E.Sy; Wakil Dekan II Dr. Muhammad Zaky, M.Si; Wakil Dekan III Dr. H. Kadar Nurjaman, MM. Juga, para Ketua/Sekretaris Jurusan, Ketua Laboratorium, para ketua unit, dosen, dan tenaga kependidikan.
Strategi dalam menghadapi Indonesia Emas, lanjut Prof. Dudang, secara inklusif mahasiswa perlu membangun dan mengembangkan lingkungan yang lebih terbuka dalam segala bentuk perubahan tatanan ekonomi. Perlu juga menumbuhkan toleransi untuk bersosialisasi sehingga mendapatkan perasaan saling menghormati dan menghargai antarsesama. Dan, bersikap moderat menghadapi perbedaan dalam kehidupan sosial keagamaan.
Menurut Prof. Dudang, jadikan FEBI sebagai rumah bagi para pencari kebenaran, tempat dipertemukannya akal dan hati secara harmoni, ilmu dan kebahagiaan berjalan beriringan sebagai simfoni.
“Kita pun punya beban psikologis yang harus dipikul, yakni label syariah, yang bersumber dari Al-Qu’an, as-Sunnah, dan ijtihad para ulama. Jadi, ilmu ekonomi yang dipelajari di FEBI tidak hanya meliputi urusan keduniaan, tetapi juga tentang keakhiratan,” jelasnya.
Dijelaskan lagi, mahasiswa FEBI tidak hanya belajar tentang pengelolaan sumber daya ekonomi, tetapi juga tentang bagaimana menjadi muslim yang bijaksana, yang mampu memandang kehidupan dari sudut pandang dunia dan akhirat.
“Karenanya, mahasiswa harus belajar dengan sungguh-sungguh, ikuti setiap program kegiatan akademik, gali isu-isu penting tentang ekonomi, hingga mampu menganalisis dan memahami dinamika ekonomi secara mendalam dan kritis,” harap Prof. Dudang.
Ia meyakini, dengan kemampuan ilmu dan keterampilan yang mumpuni mahasiswa akan mampu membuka alam pikiran kaum muslimin, sehingga ilmu Ekonomi diposisikan sebagai ilmu pokok dalam Islam, bahkan ada hubungan yang signifikan antara Islam dan ekonomi.
Ini sesuai dengan konsep Islam bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang sangat penting dan fundamental. Didasarkan pada beberapa alasan utama: pemenuhan kebutuhan hidup, maqashid al-syariah (tujuan syariah), ekonomi dalam perspektif Islam, dan peran ekonomi dalam kehidupan masyarakat muslim.
Memperluas Wawasan Pengetahuan
Wakil Dekan I FEBI UIN SGD Dr. Iwan Setiawan menjelaskan, kuliah umum ini diikuti oleh 870 mahasiswa semester I, dari empat jurusan: Manajemen, Manajemen Keuangan Syariah, Ekonomi Syariah, dan Akuntansi Syariah.
Acara yang bertajuk “Inklusi Keuangan Perbankan melalui Investasi dan Perencanaan Keuangan Syariah”, menghadirkan pemateri: Dewi Angraeni (Pengawas Senior Perbankan Syariah, OJK Jawa Barat), Achmad Dirgantara (Kepala Bursa Efek Indonesia/BEI Jawa Barat), dan Avi Avitianti (Kepala Divisi Digitalisasi BPRS HIK Parahyangan).
Ia berharap, kuliah umum ini bisa menambah wawasan serta memperluas pengetahuan mahasiswa, melalui berbagai pemaparan dari masing-masing pemateri. “Kuliah umum mampir terkait dengan semua mata kuliah di FEBI. Semoga wawasan baru ini bisa didapatkan oleh mahasiswa sesuai dengan jurusan kuliah yang mereka minati,” harapnya. (Nanang Sungkawa/Kontributor)