UINSGD.AC.ID (Humas) — Lulus tepat waktu adalah salah satau impian banyak mahasiswa, termasuk Makhyatul Fikriya, atau yang akrab disapa Mahya.
Selain menjadi tanggung jawab akademik, lulus tepat waktu membawa banyak keuntungan seperti terbebas dari Uang Kuliah Tunggal (UKT), kemudahan mencari pekerjaan karena sudah memiliki Surat Keterangan Lulus (SKL), dan fokus pada jenjang karir atau studi lanjut.
Untuk di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mahasiswa yang lulus tepat waktu berkesempatan meraih penghargaan Adhi Djati Utama.
Sebagai hasil dari kerja kerasnya, Mahya berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.94. Perempuan murah senyum ini peraih nilai Ujian Komprehensif tertinggi di Fakultas Syariah dan Hukum yakni 3.88.
Selama kuliah, pegiat debat hukum ini menorehkan segudang prestasi, di antaranya memenangkan 10 kejuaraan, mengikuti program Student Exchange di 5 negara, menjadi pembicara di lebih dari 70 acara, menjadi MC di berbagai kegiatan pemerintahan, menulis 9 publikasi ilmiah, 3 buku antologi, aktif di 10 organisasi, dan menjadi pegiat edukasi di platform digital dengan lebih dari 260 ribu pengikut.
Selain itu, yang lebih membanggakan Mahya menjadi salah satu mentor di Ma’had Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kampus 3.
Sejak semester pertama, Mahya telah menyusun strategi untuk meraih kelulusan tepat waktu tanpa mengorbankan prestasi.
Berikut delapan langkah yang Mahya tempuh untuk meraih kesuksesan akademik:
1. Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu.
Berusaha mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu, sehingga terhindar dari risiko pengurangan nilai dan dapat fokus pada tugas selanjutnya.
2. Mengorganisir Materi dengan Rapi.
Sejak semester awal, Mahya rajin menyimpan materi perkuliahan baik tugas individu, kelompok maupun dari dosen di Google Drive atau OneDrive. Pengelolaan materi yang baik memudahkan proses belajar, terutama saat menghadapi ujian akhir dan Ujian Komprehensif.
3. Berpartisipasi dalam Kegiatan Sesuai Waktu.
Mahya aktif dalam berbagai kegiatan sejak semester awal, termasuk kejuaraan, pertukaran pelajar, dan organisasi. Saat memasuki semester akhir, Mahya fokus mengerjakan skripsi tanpa distraksi kegiatan lain.
4. Menyelesaikan Tugas di Tengah Kegiatan Luar Kampus.
Berusaha menyelesaikan tugas akademik meski terlibat dalam lomba atau program di luar kampus. Ia mengerjakan tugas lebih awal atau melalui email, dan meminta tugas tambahan untuk mengejar ketertinggalan.
5. Menulis Publikasi Ilmiah.
Mahya aktif menulis publikasi ilmiah sebagai upaya memperdalam intelektual seusai bidang ilmu yang diambil. Selain itu publikasi ilmiah dapat dikonversikan untuk memperbaiki nilai mata kuliah yang kurang. Hal ini tergantung kesepakatan bersama dosen.
6. Mengutamakan Tugas Sebelum Kesenangan.
Utamakan meyelesaikan tugas sebelum menerima ajakan untuk bersenang-senang seperti ngopi atau menonton. Mahya baru menerima ajakan tersebut setelah semua tugasnya selesai.
7. Meminta Doa Restu dari Orang Tua.
Mahya selalu meminta doa kepada ibunya setiap memulai setiap kegiatan, termasuk ketika hendak berangkat kuliah atau presentasi. Ia percaya doa orang tua adalah kunci kelancaran studinya.
8. Mendoakan Semua Pihak yang Terlibat dalam Studinya.
Doa adalah senjata orang mukmin. Selain bekerja keras salah satu hal terpenting adalah berdoa. Mahya selalu mendoakan dosen terkait, pengarang buku yang dibaca, dan teman-teman kelompoknya. Ia yakin bahwa kemudahan datang dari Allah.
Kesuksesan Mahya membuktikan bahwa kesibukan tidak menjadi penghalang untuk lulus tepat waktu dengan prestasi gemilang.