UINSGD.AC.ID (Humas) — Memasuki dunia perguruan tinggi (UIN Bandung) tidak sama dengan saat masih bersekolah di SMA. Jika suasana masa SMA identik dengan belajar yang cenderung kaku dan sangat disiplin, di bangku perkuliahan jauh berbeda.
Salah satu hal yang paling terlihat berbeda adalah busana yang dikenakan. Saat SMA, siswa harus mengenakan seragam sekolah, sementara di perguruan tinggi tidak. Mahasiswa dapat mengenakan baju apa pun yang penting sopan dan sesuai dengan peraturan kampus.
Kemudian, jika saat di SMA, siswa mulai masuk pagi dan pulang siang atau sore hari dengan jadwal yang sudah ditentukan,di kampus mahasiswa mungkin hanya masuk 2-3 kali pertemuan dengan sekali pertemuan antara 1-2 jam.
Oleh karena itu, diperlukan kemampuan adaptasi mahasiswa baru agar tetap bisa menikmati kehidupan kampus dan mengikuti perkuliahan dengan lancar. Agar lebih siap memasuki kehidupan dan budaya baru di kampus.
Dilansir dari Arina.id paling tidak ada delapan tips berikut ini dapat dilakukan mahasiswa baru dan simak bai-baik ya:
1. Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang kampus
Informasi yang perlu diketahui dari kampus akan membantu mahasiswa mengenali kampus tempatnya kuliah. Informasi terkait kampus yang perlu diketahui adalah semua hal seperti sejarah, jurusan, fakultas, sarana dan prasarana, kegiatan hingga kampus secara keseluruhan.
Saat ini pihak kampus telah menyediakan sesi Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). PKKMB biasanya dikenal juga dengan sebutan masa orientasi kampus atau ospek. PKKMB menjadi penting untuk mengenalkan budaya dan fasilitas yang ada di kampus.
“Kegiatan PKKMB merupakan kegiatan pengenalan Tridharma Perguruan Tinggi paling awal bagi setiap mahasiswa ketika memasuki bangku kuliah yang dimaksudkan untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, serta pengenalan kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang mempercepat adaptasi mahasiswa baru dengan lingkungan kampusnya,” kata Dirjen Diktiristek Abdul Haris dalam buku Panduan PKKMB 2024.
Untuk di lingkungan Kementerian Agama, temasuk UIN Bandung setiap awal penerimaan mahasiswa baru dikenal dengan sebutan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK)
PBAK di Perguruan Tinggi keagamaan Islam (PTKI) merupakan program yang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa pada lingkungan akademik. PBAK menjadi tempat awal bagi mahasiswa untuk mengenal satu sama lain, berbicara, dan meningkatkan silatuhrahmi. PBAK merupakan sarana untuk mempelajari sejarah, visi, misi, rencana strategis, rencana operasional, tujuan, budaya akademik dan non-akademik, serta organisasi PTKI. (Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2939 Tahun 2024)
PKKMB, PBAK diadakan sebelum mahasiswa mengikuti perkuliahan. Dengan mengikuti semua sesi PKKMB, PBAK secara baik, sangat menjadi bekal bagi mahasisawa baru. Namun jika dirasa masih perlu menambahkan pengetahuan tentang kampus, mahasiswa bersangkutan harus mencari sendiri informasi tentang kampus, khususnya fakultas dan prodinya.
2. Adaptasi dengan fakultas dan prodi yang dipilih
Kuliah di perguruan tinggi adalah mengambil program studi yang sesuai dengan minat dan bakat. Seorang mahasiswa mungkin berangkat ke kota tempat studi dengan beberapa teman sekaligus dari daerah asalnya. Akan tetapi prodi yang dipilih belum tentu sama. Hal ini menyebabkan fokus studi yang dipelajari juga berbeda.
Adaptasi yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan semua aktivitas belajar yang berhubungan dengan prodi yang dipilih, termasuk memperbanyak teman dan senior dari prodi yang sama. Tetapi bukan berarti harus membatasi diri dalam pergaulan dengan teman yang beda prodi.
3. Pahami sistem belajar
Ketika masih belajar di bangku SMA dulu, guru akan memberitahu buku-buku yang akan menjadi acuan. Bahkan ada beberapa SMA yang meminjami muridnya buku pelajaran wajib. Berbeda dengan sistem belajar di bangku kuliah, mahasiswa bebas menggunakan buku dengan dengan judul apa pun yang relevan dengan mata kuliah pada prodi yang diambilnya.
Dosen cenderung tidak akan mewajibkan mahasiswa menggunakan judul buku tertentu, tetapi semua acuan buku diserahkan pada masing-masing mahasiswa.
Dalam hal pekerjaan rumah, selama masa perkuliahan, dosen tidak memberikan pekerjaan rumah seperti saat SMA. Meski mungkin tidak sepadat pekerjaan rumah saat SMA, dosen biasanya memberikan tugas berupa tulisan ilmiah. Seperti paper, makalah, laporan, hingga tugas akhir lainnya.
4. Bersikap terbuka dengan lingkungan sekitar
Hal yang juga perlu dipahami bahwa dunia kampus adalah masa transisi dari remaja ke dewasa. Berbagai keputusan yang diambil saat menjadi mahasiswa bisa menentukan masa depan nantinya. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu memilih pergaulan yang tepat yakni yang sesuai dengan hobi, passion dan tujuan di masa depan.
Bersikap terbuka dengan lingkungan sekitar bertujuan agar bisa menemukan komunitas mana yang bisa mengkaver semua keinginan, kebutuhan, minat dan bakat. Dengan sikap terbuka, mahasiswa bisa bertanya dan menemukan organisasi mahasiswa mana yang bisa menjadi aktivitas tambahan selama masa perkuliahan. Banyak sekali organisasi kampus yang bisa wadah pengembangan diri diluar jadwal perkuliahan.
5. Menjalin komunikasi dengan kakak tingkat
Kakak tingkat atau kakak senior di kampus dapat diibaratkan kakak kandung. Mereka akan baik dan memberi bantuan yang dibutuhkan jika mahasiswa baru dapat menjalin hubungan yang baik.
Saat PKKMB, mungkin ada beberapa senior yang menyebalkan. Tetapi sebenarnya mereka juga mahasiswa yang baik. Tidak ada salahnya adaptasi di lingkungan kampus dengan menjalin hubungan yang baik dengan senior.
Menjalin komunikasi dengan kakak tingkat juga membawa beberapa manfaat. Di antaranya akan mendapat referensi tentang kehidupan kampus atau mencari jawaban saat mahasiswa baru merasa bimbang menentukan pilihan yang tepat terkait akademik. Berkonsultasi atau sekadar sharing dengan kakak tingkat sangat posited karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan kehidupan kampus lebih banyak.
6. Pahami karakter warga kampus
Karakter mahasiswa secara umum tergantung dari jurusan ataupun prodi yang mereka ambil. Misalnya mahasiswa seni cenderung santai dengan tampilan rambut gondrong dan apa adanya. Mahasiswa ekonomi cenderung berpenampilan rapi layaknya banker. Anak teknik terbiasa dengan jadwal yang disiplin, lantang, dan kritis.
Sementara mahasiswa sosial dan hukum lebih fashionable dan komunikatif. Mahasiswa MIPA lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan atau laboratorium. Begitu juga dengan jurusan lain yang memberi ciri tersendiri dengan mahasiswanya.
Tugas adaptasi adalah mengetahui bagaimana karakter warga kampus secara keseluruhan. Tidak perlu pada tiap individunya, cukup secara keseluruhan saja. Kemampuan adaptasi ini akan membawa diri, menempatkan diri sesuai dengan lingkungan, dan tidak merasa culture shock dengan keadaan sekitar.
7. Ikuti kegiatan di kampus
Masa perkuliahan di kampus harus ada aktivitas di luar jadwal kuliah yang menyenangkan. Salah satunya adalah mengikuti organisasi di kampus. Terdapat berbagai kegiatan kampus yang data dipilih mahasiswa sesuai minat mahasiswa.
Kegiatan tersebut seperti himpunan mahasiswa jurusan, media kampus, kerohanian, pecinta alam, dan organisasi yang sesuai dengan hobi lainnya. Seperti musik, tetarer, tari, menulis, olahraga, pramuka, dan sebagainya. Mahasiswa dapat memilih salah satu organisasi di kampus sesuai dengan hobi, minat dan bakat. Selain memberi pengalaman lebih, organisasi mahasiswa juga akan menjadi penawar rasa bosan dengan berbagai kejenuhan aktifvtas perkuliahan. Tetapi dengan mengikuti kegiatan tersebut janga sampai mengabaikan fokus pencapaian terbaik pada setiap mata kuliah yang harus ditempuh.
8. Patuhi Peraturan di kampus
Mematuhi peraturan kampus adalah cara adaptasi di lingkungan kampus yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Setiap kampus memiliki peraturan spesifik yang berbeda. Namun secara umum peraturan kampus hampir memiliki banyak persamaan.
Peraturan kampus tersebut harus dipahami dan dijalankan agar semua proses kuliah dapat berjalan tepat waktu bahkan jika bisa, lulus lebih cepat.