UINSGD.AC.ID (Humas) — Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Prof Rosihon Anwar terpilih menjadi salah satu anggota delegasi untuk berbicara dalam ajang Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue di Kota Hawassa, Ethiopia, sejak Ahad-Kamis (4-8/8/2024).
Prof Rosihon mengetengahkan tema yang menarik yakni ‘Promoting Religious Moderation through Educational Institution’ dengan mengambil kasus di Kampus UIN SGD Bandung.
Di depan ratusan peserta dialog yang terdiri dari pejabat pemerintah, akademisi, tokoh agama, petinggi adat, pemuda, dan kalangan pers Ethiopia, Prof Rosihon mengatakan, untuk mewujudkan praktik kehidupan beragama yang moderat, UIN SGD Bandung mendirikan Rumah Moderasi Beragama (RMB).
Peran RMB ini sangat strategis karena tidak sekadar menjadi ruang diskusi, namun lebih menekankan pada pencarian solusi dan aksi-aksi nyata dalam mewujudkan kehidupan beragama yang lebih harmoni. “RMB menjadi pusat untuk menyebarkan nilai-nilai kehidupan beragama yang moderat. Dosen dan mahasiswa terlibat aktif dalam aktivitas baik di internal kampus maupun langsung berinteraksi dengan masyarakat,” ujar Prof Rosihon.
Selain RMB, ada empat langkah strategis lain yang dilakukan UIN SGD Bandung untuk mewujudkan praktik moderasi beragama. Yakni memodifikasi kurikulum, penelitian dan publikasi buku, training of trainer, dan konferensi secara rutin bertemakan moderasi beragama. “Pada kurikulum misalnya, kami memodifikasi dengan memasukkan tema tentang moderasi beragama pada sejumlah mata kuliah,” katamnya.
“Ini cara strategis karena ada pengetahuan baru dan menjadi ruang diskusi yang sangat produktif bagaimana mewujudkan kerukunan hidup meski Indonesia adalah negara yang sangat beragam penduduknya,” imbuh pimpinan tertinggi kampus yang membawahi 800 dosen dan 35.000 mahasiswa tersebut.
Prof Rosihon menegaskan, pihaknya sangat serius dalam merealisasikan lima langkah utama dalam rangka mewujudkan moderasi beragama yang juga telah menjadi program nasional tersebut.
Dia menegaskan, UIN SGD Bandung terus berupaya meneguhkan kampus yang terbuka dan menjunjung tinggi atas perbedaan. Hal ini juga telah menjadi visi UIN SGD, yakni menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri yang terkuat, paling kompetitif dan inovatif di Asia pada 2029 berlandaskan rahmatan lil alamin. “Dengan rahmatan lil alamin itu bisa dimaknai bahwa kampus UIN SGD Bandung berkomitmen untuk menebarkan keberkahan dan kebaikan ke seluruh semesta,” terang Wakil Ketua PWNU Jawa Barat tersebut.
Selain Prof Rosihon, delegasi Indonesia yang hadir dalam kegiatan bertema “Diplomacy of Religious Moderation to Build Interfaith Dialogue” itu adalah Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Suyitno, Dubes RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Wawan Junaidi, Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) Sugriwa Denpasar Prof I Gusti Ngurah Sudiana, Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado Dr Olivia Cherly Wuwung, Ketua Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKN) Pontianak Dr Sunarso dan Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri Dr Sulaiman Girivirya.
Adapun dari Ethiopia antara lain adalah Ambaye Ogato (Ethiopian Nasional Dialogue Commission), President of Ethiopia Adventist College Dr Abraham Dalu, Dr Melese Madda (Hawassa University) dan Muhammed Ali (Dilla University).