Rakornas ke-2 IPTABI: Bahasa Indonesia Surga Peneliti Dunia

UINSGD.AC.ID (Humas) — Program Studi Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Program Studi Tadris Bahasa Indonesia se-Indonesia (IPTABI) ke-2 yang berlangsung di Hotel Shakti, Bandung dari tanggal 31 Juli-1 Agustus 2024.

Rakornas ke-2 yang diikuti oleh 14 wakil Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seluruh Indonesia ini dibuka oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung, H. Fakry Ramdani, M. Hum., M. Res., Ph. D., dihadiri para Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Ketua Umum dan para pengurus IPTABI serta Guru Besar Bidang Bahasa Prof. Dr. Giyoto, M. Hum.

Dalam sambutan ilmiahnya, Dekan FTK menegaskan bahwa Bahasa Indonesia itu “surga bagi para peneliti dunia. Artinya banyak bidang kajian Bahasa Indonesia yang belum diteliti oleh para akademisi Indonesia. Justru para peneliti asinglah yang banyak tertarik meneliti Bahasa Indonesia,” tegasnya.

Biasanya mereka melalui para mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri mendorong untuk meneliti Bahasa Indonesia secara lebih rinci dan teliti. Mereka tahu bahwa banyak kata dalam Bahasa Indonesia diserap dari bahasa asing seperti Belanda, Portugis dan Inggris, tetapi jauh lebih banyak kata dalam Bahasa Indonesia diserap dari Bahasa Daerah dan suku.

“Karena Indonesia memiliki ratusan suku, bayangkan saja berapa ratus judul penelitian Bahasa Indonesia yang bisa dijadikan bahan penelitian. Itu baru dari asal usulnya, belum dari aspek lainnya, seperti karakteristik Prodi yang berada dalam budaya universitas Islam. Bagaimanapun juga bahasa mencerminkan budaya. Banyak anak muda dan mudi milenial Indonesia tertarik mempelajari Bahasa Korea hanya karena mereka ketagihan nonton konser K-Pop. Siapa tahu kelak banyak orang Korea tertarik belajar Bahasa Indonesia hanya gara-gara nonton dangdut, qasidah dan marhabaan,” jelasnya.

Ketua IPTABI, Dr. Siti Isnaniah, M.Pd. mengapresiasi kesiapan Tadris Bahasa Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam menghelat rakornas ini. “Inti kegiatan ini ada dua yaitu memantapkan program kerja IPTABI dan membahas isu-isu mutakhir bidang keilmuan pendidikan Bahasa Indonesia,” paparnya.

Kegiatan pembahasan bidang keilmuan dilakukan dalam seminar nasional dengan menghadirkan narasumber Dr. H. Mahsusi, M.M. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam pemaparannya mengingatkan bahwa kegiatan pengembangan keilmuan Pendidikan Bahasa Indonesia beririsan dengan pengembangan karir dosen, “terutama dalam memetakan spesifikasi rumpun keilmuan yang menjadi dasar pertimbangan pengajuan Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia di lingkungan PTKIN yang memiliki ciri khas ke-Islaman,” ujarnya.

Dewan Pengawas IPTABI dan Asesor PAK Kemendikbudristek dari UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. Giyoto, M. Hum., selaku narasumber kunci menuturkan pentingnya dosen dalam menyiapkan berbagai persyaratan administratif calon Guru Besar, seperti dokumen pemenuhan syarat khusus yakni publikasi ilmiah di jurnal terindeks Scopus. “Sebagai tambahan, dosen juga penting untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan nasional dan inernasional seperti menjadi anggota dan pengurus IPTABI,” tuturnya.

Dr. Yeti Heryati, M.Pd., Ketua Pelaksana Rakornas IPTABI ke-2 Tahun 2024 mengucapkan terima kasih kepada pengurus IPTABI atas kepercayaan memilih Prodi TBI UIN Bandung sebagai tuan rumah dan pelaksana rakornas, “walaupun Prodi ini baru berdiri, ibaratnya masih seumur jagung, alhamdulillah berkat kepercayaan, dukungan dari semua pihak mampu selenggarakan event nasional, rakornas dan seminar. Harapan kami, kegiatan ini dapat memberikan manfaat, menjadi rahmat, memperkuat kerja sama dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Bahasa Indonesia di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Indonesia,” pungkasnya.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *