UINSGD.AC.ID (Kampus II) — Kehadiran Al-Quran pertama kali pada bulan suci Ramadhan, sehingga peristiwa turunnya Al-Quran erat hubungannya dengan bulan suci Ramadhan.
Nuzulul Quran adalah peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Quran) kepada Nabi Muhammad Saw., melalui perantara Malaikat Jibril as secara berangsur-angsur sewaktu Nabi Muhammad Saw berusia 40 tahun ketika sedang berkhalwat di Gua Hira, mengasingkan diri dan berdo’a.
Sesuai peta kota Makkah, Gua Hira terletak di gunung Jabal Nur, sekitar 6 km sebelah utara kota Makkah. Ukuran Gua Hira tidak luas dan tidak lebar, kurang lebih panjang 2 m, lebar 1,3 m, serta tinggi 1,5 m saja.
Di Gua Hira inilah Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama Surah Al-Alaq ayat 1-5. Meski masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait hari pertama turunnya Al-Quran, secara umum 17 Ramadhan diperingati sebagai hari Nuzulul Quran di Indonesia.
Dibawah ini menguraikan sekilas Nuzulul Quran dan Hikmah, keutamaan, kemulian dan keistimewaan peringatan Nuzul Qur’an, sebagai berikut:
Pertama: Nuzulul Quran dalam pandangan Muhammad Husain Haikal, suatu malam di saat Nabi Muhammad Saw sedang tertidur di dalam Gua Hira, datang Malaikat Jibril membawa selembar wahyu seraya berkata kepadanya: “Iqra (bacalah)”. Dengan terkejut Muhammad menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Jibril lantas mendekap hingga beliau sesak kemudian melepaskan Muhammad sembari berkata lagi, “Bacalah.” Mendengar ini, Nabi Muhammad menjawab, “Apa yang akan saya baca?” Jibril kemudian mendekap dan berkata, “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya…” (Q.S. Al-Alaq[96]:1-5).
Kedua: Peristiwa Nuzulul Quran merupakan tanda diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Di samping itu, kitab suci Al-Quran menjadi mukjizat terbesar bagi Rasulullah Saw. Sejarah Nuzulul Quran diperingati pada malam 17 Ramadhan, merujuk pada penjelasan surah Al-Anfal ayat 41: “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan.” (QS.Al Anfal [8]:41).
Ayat ini menjelaskan peristiwa Nuzulul Quran terjadi pada Hari Furqan yaitu hari kemenangan umat Islam atas Perang Badar. Perang ini terjadi pada Jumat, 17 Ramadhan 2 H. Namun ada juga tidak sependapat, sehingga peristiwa Nuzulul Quran jatuh pada tanggal 18 atau 19 Ramadhan. Namun semua ulama sepakat Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira pada bulan suci Ramadhan.
Ketiga: Proses turunnya Al Quran dengan cara berangsur-angsur, berbasis jawaban atas kebutuhan hukum, memudahkan dalam menghafal serta memahami isi kandungan Al Quran. Al Quran turun kepada Rasulullah secara perlahan atau berangsur adalah sebagai pelajaran bagi umat Islam agar selalu sabar dan berhati-hati dalam menghadapi berbagai peristiwa dan cobaan di kala itu.
Fase saat ini adalah memperingati peristiwa. Frman Allah SWT yang artinya “Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Q.S.Al Isra:[17]:106).
Keempat: Hikmah, keutamaan, kemulian dan keistimewaan peringatan Nuzul Quran adalah sebagai berikut: (1) Umat Islam memahami sejarah dan peristiwa turunnya Al-Quran. (2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. (3) Sebagai edukasi mendekatkan diri kepada Al-Quran, lebih mencintai, memahami dan mengamalkan Al-Quran. (4) Meningkatkan minat dan motivasi membaca dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran. (5) Sebagai syiar Islam dan mendakwakan Al-Quran. (6) Peringatan Nuzulul Quran adalah sarana efektif menjaga kemurnian dan kesucian Al-Quran.
Untuk itulah, marilah kita memperbanyak membaca Al-Quran di bulan Ramadhan ini dan menjadikannya sebagai kebiasaan yang terus dilakukan setiap harinya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kemudahan dalam melaksanakan amal kebaikan ini. Amin. Wallahu A’alam Bishowab.
Prof. Dr. H.A. Rusdiana, MM. Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.